Lihat ke Halaman Asli

Alfarisma Melandika

Pecinta kopi, coklat, hujan, dan senja

Pelita dalam Kelam

Diperbarui: 21 November 2022   08:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi (Sumber : Piqsels)

Adalah dia yang telah patah kepak sayap tangguhnya
Terperangkap dalam lorong gelap
Terseok-seok susuri kerikil tajam
Tertatih-tatih daki jalan terjal nan curam
Demi secercah cahaya dalam kelam

Dia marah pada kesewenang-wenangan
Yang membiarkan lelah menyerah
Yang telah menggerogoti segenggam kepedulian
Hingga lenyap seiring terbangnya empati
Sesekali, dilampiaskannya pada yang tidak berdosa

Dia kecewa pada ketidakadilan yang menari-nari di atas perbedaan
Yang membiarkan sunyi sendiri
Pelan tapi pasti terbentang jurang perbedaan
Runtuhkan dinding ketulusan
Sesekali, diluapkannya bersama derasnya hujan

Dia terus menggapai secercah cahaya dalam kelam
Tak dihiraukannya hakim-hakim yang mengadili
Walaupun bukan malaikat tak bersayap
Dia hanya ingin menjadi pelita dalam kelam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline