Lihat ke Halaman Asli

Alfarisma Melandika

Pecinta kopi, coklat, hujan, dan senja

Pahlawanku

Diperbarui: 10 November 2022   19:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar ilustrasi (sumber : bola.com)

Merah itu darah
Yang mengucur dari ragamu, pahlawanku
Luka itu perih
Melihat bumi pertiwi tertindas
Kobar itu api
Seperti semangatmu yang membara dalam dada

Pagi itu,
Takbir berkumandang di penjuru sudut kota
Hanya bersenjata pisau belati
Kau serang tank-tank Sherman
Pantang menyerah melawan serangan Sekutu
dari darat, laut, dan udara
Walau darah menetes tiada henti
Ribuan nyawa melayang
Semangatmu tetap berkobar

Seorang pemuda bersenjata mikrofon
Terus membakar semangat tempur
Memantik keberanian melawan tentara asing
Pertahankan kemerdekaan

Tujuh puluh tujuh tahun telah berlalu
Kini, kami hanya bisa mengenang jasamu
Melanjutkan perjuanganmu
Sebagai generasi penerus bangsa
Demi senyum Ibu Pertiwi

Tarakan, 10 November 2022




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline