Lihat ke Halaman Asli

Alfarisma Melandika

Pecinta kopi, coklat, hujan, dan senja

Menjadi Remaja Tangguh dan Kreatif dengan Berwirausaha

Diperbarui: 10 November 2022   16:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siswa berjualan saat jam Prakarya/jam istirahat (Dok. Itok)

Salah satu mata pelajaran yang ada di dalam kurikulum SMP saat ini adalah Prakarya. Prakarya sendiri merupakan mata pelajaran kelompok B yang merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan atau konten lokal. Selain mata pelajaran yang terdapat dalam struktur kurikulum, ada juga muatan lokal dan pengembangan diri baik yang merupakan kegiatan rutin terstruktur maupun kegiatan terprogram atau pilihan yang biasanya disebut ekstrakurikuler.

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh sekolah, tidak terbatas pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan, tetapi juga mata pelajaran lainnya. Muatan lokal di SMP Negeri 9 Tarakan  adalah kewirausahaan.

Singkong Thailand by ekskul kewirausahaan (dok. Azizah)

Dalam kegiatan proses pembelajaran, kewirausahaan tidak berdiri sendiri melainkan terintegrasi pada mata pelajaran prakarya untuk kelas VII, VIII dan kelas IX yang pelaksanaanya dua semester dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran per minggu. Selain terintegrasi pada mata pelajaran Prakarya, kewirausahaan juga merupakan salah satu ekstrakurikuler di SMP Negeri 9 Tarakan.

Salah satu materi pada mata pelajaran Prakarya selain membuat kerajinan dan budidaya adalah pengolahan pangan dengan beraneka ragam bahan dasar, seperti serelia, hasil perikanan dan peternakan, sayuran, dan sebagainya. Pengolahan bahan pangan tersebut ada yang mereka lakukan secara berkelompok di rumah dengan dokumentasi video dan ada yang mereka praktikkan langsung di kelas bersama guru.

dok. Azizah

Dok. Azizah

Hal ini dilakukan karena keterbatasan waktu kalau mereka mempraktikkan secara langsung semua materi di kelas saat jam pelajaran Prakarya.

dok. Azizah

Selain mengolah bahan pangan menjadi produk makanan, peserta didik juga dilatih untuk memasarkan produk-produk mereka. Jadi selain rasa makanan dan kreativitas pengolahan, mereka juga harus memperhatikan penyajian atau pengemasan makanan agar bisa menarik minat konsumen untuk membeli. Mereka juga harus kreatif dalam mengiklankan produk-produk mereka baik secara online melalui media sosial maupun offline melalui promosi langsung kepada teman-temannya baik satu kelas maupun kelas lainnya serta guru dan tenaga kependidikan.

Dok. Azizah

Dok. Azizah

Biasanya peserta didik akan membuat poster untuk mempromosikan produk-produk mereka sebelum mereka melakukan produksi disertai gambar dan nama makanan yang menarik, dan poster-poster itu akan mereka share di berbagai media sosial seperti whatsapp, facebook, atau instagram. Dan ada satu poster yang menarik perhatian saya karena peserta didik memasukkan program Jumat Berkah dengan memberikan es teh dan puding coklat bagi setiap pembeli.

Dok. Azizah

Berbagai produk makanan dan minuman mereka tawarkan dengan harga murah karena disesuaikan dengan kemampuan keuangan pelajar, walaupun banyak juga guru, tenaga kependidikan, dan masyarakat luar yang membeli produk mereka. Produk makanan dan minuman yang mereka jual diantaranya milo bread popcorn, sandwich, ayam suwir pedas, pisang coklat popia, risol mayo, siomay udang, bakwan udang, pancake, cappuccino cincau, lumpia keju, es lumut coklat, es pelangi, es kopyor, lemon tea, dan masih banyak menu-menu lainnya yang tidak kalah menarik dan menggugah selera.

Dok. Azizah

Ada beberapa yang membuat makanan dengan bahan dasar pisang dan udang mengingat Kota Tarakan merupakan penghasil dan pengekspor hasil laut yang salah satunya adalah udang. Selain udang, pisang dan singkong pun berlimpah di sini. Penjualan yang dilakukan siswa adalah secara online dan offline.

Dok. Azizah

Dok. Azizah

Untuk online, mereka tinggal mengantarkan kepada pembeli yang sebelumnya sudah memesan melalui media sosial tempat mereka mempromosikan produk. Sedangkan untuk penjualan offline, mereka lakukan saat jam pelajaran Prakarya dan jam istirahat.

Dok. Itok

Dengan berwirausaha, peserta didik diajarkan untuk bisa mencari peluang dan mengembangkan kreativitas mereka. Salah satu tujuan dari kegiatan kewirausahaan adalah menumbuhkembangkan jiwa wirausaha peserta didik. Memiliki jiwa wirausaha berarti mendorong adanya  mental yang mandiri, kreatif, inovatif, bertanggung jawab, disiplin, dan  tidak  mudah menyerah, seperti  layaknya  seorang wirausahawan  ketika  memulai  usahanya dari  bawah. 

Wirausaha bukan hanya dunia orang dewasa tapi juga merupakan bagian dari dunianya remaja, karena remaja yang mempunyai jiwa wirausaha akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan kreatif. Hal ini juga sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila yang merupakan perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, 2) berkebinekaan global, 3) bergotong royong, 4) mandiri, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline