Di atas perahu terdapat bagian yang menyerupai rumah yang disebut juga dengan meligay yang digunakan untuk meletakkan sesaji yang akan disuguhkan. Ritual ini merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil yang didapatkan dari laut dan menjadi rangkaian dari Festival Iraw Tengkayu. Festival Iraw Tengkayu yang sebelumnya diadakan setiap dua tahun sekali, direncanakan ke depannya akan diadakan setiap tahun karena Festival Iraw Tengkayu saat ini sudah masuk dalam kalender 100 event pariwisata nasional.
Ribuan masyarakat Kota Tarakan antusias menyaksikan puncak Festival Iraw Tengkayu di Kawasan Wisata Pantai Ratu Intan Amal. Acara ini juga dihadiri oleh Gubernur Kalimantan Utara, perwakilan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, dan tamu dari berbagai daerah di luar Kalimantan Utara bahkan luar negeri. Pagelaran tari kolosal oleh Sanggar Budaya Paguntaka dengan 150 peserta SMA/SMK se-Kota Tarakan ikut memeriahkan Festival Iraw Tengkayu. Pelarungan padaw tuju dulung ini melibatkan 14 orang dari 4 kecamatan di Kota Tarakan, pembawa panji 24 orang, pawang 4 orang, pemusik hadrah 30 orang, dan penari kolosal 150 orang. Menurut Wali Kota Tarakan, dr. Khairul, M.Kes, Festival Iraw Tengkayu merupakan momen yang ditunggu dan dirindukan oleh masyarakat Kota Tarakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H