Lihat ke Halaman Asli

faridh elkhansa

Mom Writer and MomPreneur

Rindu dalam Secangkir Kopi

Diperbarui: 27 Oktober 2023   13:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Pribadi

Repost dari blog pribadi. 


7 Maret, 2022


Oleh : Faridh eLkhansa


Rindu ini pahit, aku belajar menikmati kesendirian untuk menikam deru hati yang tiada henti. Bagiku kamulah candu,   seperti secangkir kopi pemantik semangat pagiku.


-_-_-_


"Kopinya, Mbok. Seperti biasa, ya."
Pintaku pada Mbok Minah di suatu pagi. Walau sebetulnya dia enggan membuatkan secangkir kopi untukku karena alasan kesehatan. Namun tanpa secangkir kopi, hariku sudah pasti akan kelabu. Alasan itu membuat siapa pun tak akan menolak keinginanku.


**


Di La Tansa coffee kamu meracik secangkir kopi pertama kali untukku. Kamu bilang meracik kopi dengan bijian kopi organik jauh lebih baik, menuangnya dengan filter kertas dapat mengurangi level cafestol dalam kopi. Lalu jangan mencampurnya dengan krimer rendah lemak, beri campuran kayu manis agar kopi makin nikmat dan aromanya kuat.


Ah, bahkan detilnya masih sangat kuingat. Terakhir kamu akan membubuhi bubuk kakao sebagai topingnya. Nikmat sekali, sempurna. Sesempurna hidupku saat menikmati secangkir kopi bersamamu.


Aku menggilai kopi buatanmu, hingga tak satu pun starbuck yang mampu menyamai kopi racikanmu. Dalam secangkir kopi yang kamu buat ada seulas senyum yang menyapa hangat, ada ceria yang memeriahkan hari-hariku, semangat hidup selalu baru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline