Saat ini, tingkat konsumsi energi global mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan konsumsi energi dipicu oleh kebiasaan masyarakat modern yang mengedepankan kecanggihan teknologi. Hampir semua barang yang dimiliki membutuhkan asupan energi entah itu lampu, baterai hingga gadget. Permasalahan ini menjadi issue global yang sedang naik daun. Indonesia sebagai salah satu negara yang dianugerahi kekayaan sumberdaya melimpah seakan menjadi sorotan dunia. Ini dikarenakan berbagai sumberdaya yang dimiliki Indonesia berpotensi menjadi sumber energi, mulai dari kawah gunung berapi, angin, pertambangan-perminyakan, hingga lautan. Namun, potensi energi ini belum dieksplorasi sepenuhnya. Pemanfaatan energi hanya terfokus pada pertambangan dan perminyakan dari hasil fosil, sehingga potensi energi yang lain belum termanfaatkan secara optimal. Jika hal ini dibiarkan, Indonesia akan mengalami krisis energi di masa yang akan datang. Krisis energi di Indonesia seratus persen dapat dicegah bila mampu melakukan diversifikasi energi. Indonesia sebagai negara dengan wilayah perairan yang luas hendaknya melirik lautan sebagai sumber energi. Ada banyak potensi di lautan yang bisa dijadikan sumber energi salah satunya mikroalga.
[caption id="attachment_292129" align="aligncenter" width="600" caption="Botryococcus braunii (http://cfb.unh.edu/)"][/caption] [caption id="attachment_292130" align="aligncenter" width="642" caption="Spirulina sp. (http://protist.i.hosei.ac.jp/)"]
[/caption] [caption id="attachment_292132" align="aligncenter" width="620" caption="Nannochloropsis sp. (http://viajeaqui.abril.com.br/)"]
[/caption]
Mikroalga adalah sekelompok alga berukuran mikro yang hidup di perairan baik tawar maupun laut. Mikroalga memiliki kemampuan fotosintesis yang tinggi sehingga mampu menghasilkan lipid . Kandungan lipid pada mikrolaga mampu menghasilkan minyak alami sebesar 60% dari berat keringnya. Tidak hanya minyak, mikroalga juga mampu menghasilkan bioethanol, hydrogen, dan biomethanol. Semua kandungan tersebut dapat dijadikan sumber energi untuk biofuel. Mikroalga jenis Botryococcus braunii mampu menghasilkan minyak alami sebesar 15-75% per gram biomassa untuk dijadikan bahan bakar diesel (biodiesel). Adapun Spirulina sp. dapat menghasilkan minyak sebesar 25,70% dari berat biomassa. Mikroalga lain seperti Nannochloropsis sp. juga dapat dijadikan sumber energi masa depan karena kandungan minyaknya yang tinggi. Ini hanya sebagian kecil jenis mikroalga yang sudah teridentifikasi sebagai sumber energi, sisanya masih dalam tahap penelitian lanjutan.
[caption id="attachment_292136" align="aligncenter" width="800" caption="Penggunaan Bioenergi dari Mikroalga (http://www.intechopen.com/)"]
[/caption]
Minyak dari mikroalga bisa didapatkan dari serangkaian tahap, namun tetap bisa dilakukan dengan mudah. Mikroalga diambil (isolasi) dari alam kemudian dikultur atau diperbanyak dalam bak beton ukuran di atas satu ton, lalu hasil kultur dipanen dan mulai dilakukan pengeringan untuk mendapatkan ekstraksi minyak, pakan dan pangan. Saat pengkulturan, mikroalga akan mengambil karbon dioksida dari udara untuk kegiatan fotosintesisnya sehingga dapat meminimalisasi pencemaran udara dan global warming. Nah… itulah kegunaan lain dari mikroalga. Perlu diketahui bahwa energi dari mikroalga memiliki keunggulan yang lebih banyak dari pada energi dari fosil.
[caption id="attachment_292135" align="aligncenter" width="513" caption="http://www.litbang.esdm.go.id/"]
[/caption]
Beberapa keunggulan itu adalah energinya bersifat dapat diperbaharui (renewable) sehingga selalu tersedia tanpa mengenal jangka waktu, bersifat aman untuk kehidupan karena bersifat non toksik, dapat terurai secara alami karena bersifat biodegradable, serta untuk mendapatkan energi dari mikroalga tidak harus menunggu sampai bertahun-tahun, akan tetapi hanya butuh waktu seminggu hingga dua minggu saja. Yuk dukung PT.Pertamina untuk melakukan diversifikasi energi baru yang berasal dari mikroalga dan inilah waktunya untuk masyarakat Indonesia beralih ke bioenergi yang lebih ramah lingkungan dan dapat diperbaharui sepanjang masa.
Sumber Referensi: Litbang ESDM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H