Drs. H. Setiyono, M.Si. adalah orang nomor satu di kota Pasuruan. Beliau resmi mengalahkan dua pesaingnya dalam pilkada serentak tahun 2016. Akhirnya, beliau pun resmi menjabat sebagai walikota Pasuruan periode 2016-2021 bersama Raharto Teno sebagai wakilnya. Di awal era kepemimpinannya, banyak sekali gebrakan-gebrakan yang beliau lakukan, terutama masalah percepatan pembangunan kota.
Pada masa kampanye, beliau sempat digoyang isu bahwa beliau tidak berpihak pada ulama dan pesantren, karena notabene beliau dan wakilnya adalah orang abangan alias nasionalis murni. Sementara lawan kuatnya jelas-jelas orang 'kanan' struktural. Bahkan, di masa kampanye kedua kubu ini cukup panas tensi persaingannya, bisa dibilang saat itu warga Pasuruan terbelah menjadi dua kubu.
Sayangnya Setiyono bukan orang karbitan alias pengikut politik praktis, sehingga beliau bisa mengatasi perpecahan itu dengan cepat. Terbukti, hingga saat ini kondisi sosial politik di kota santri itu sangat kondusif. Nyaris tidak ada lagi yang namanya kubu pro pemerintah ataupun oposisi di kota itu. Selain itu, beliau juga cukup bekerjasama secara baik dengan para ulama' di kota itu.
Terbukti, beliau setiap malam jum'at akhir bulan (1x sebulan) mengadakan acara pengajian dan pembacaan tahlil bersama para ulama', pejabat, dan aparatur sipil lainnya di Rumah Dinas. Juga beliau mewajibkan kepada setiap kantor dinas untuk secara rutin mengadakan pengajian sebulan sekali dengan mengundang 'Ulama. Komitmen dalam menjaga wibawa sebagai kota Santri benar-benar beliau jalankan.
Berdasarkan pengalaman pribadi penulis, hampir di setiap acara keagamaan yang diadakan pesantren atau Ulama' di Pasuruan, beliau pasti menyempatkan diri untuk hadir. Dan yang membuat saya kagum, beliau hadir di majlis itu seolah-olah memposisikan dirinya sebagai santri, bukan pejabat yang biasanya suka 'sok' jaga wibawa atau bahasa kerennya itu jaim.
Dalam hal birokrasi ataupun pelayanan publik, beliau cukup berhasil melakukan reformasi. Contoh pertama adalah Rumah Sakit. Keluhan terbesar warga Pasuruan sejak dulu adalah masalah pelayanan Rumah Sakit yang sangat tidak memadai. Namun, pak Setiyono melukan perombakan besar-besaran, mulai dari struktur hingga fasilitas atau bangunannya, Direktur Utama Rumah Sakit pun diganti. Beliau juga mulai menggandeng pihak swasta untuk mengelolah Rumah Sakit tersebut. Misalnya, parker Rumah Sakit yang beliau limpahkan pada pihak swasta untuk mengelolahnya.
Pendopo Surga-Surgi, Kantor Kecamatan panggungrejo, Kantor Kecamatan Bugul Kidul, Gedung Kesenian Darmoyudo, Gedung Farmasi, Ruang Pertemuan Mbah Slagah, Kantor bersama hingga Taman Jam Agung di depan GOR Pasuruan beliau selesaikan hanya kurang dari 2 tahun ini. "Seluruh gedung dan fasilitas ini adalah dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat secara optimal. Jadi, bisa digunakan untuk kepentingan publik" kata pak Setiyono disaat acara peresmian.
Sebagai penutup, penulis akan memaparkan sedikit cerita yang masih berkaitan dengan prestasi pak Setiyono dalam membenahi pelayanan publik. Suatu ketika adik saya ingin mengurus Paspor. Sebelum mengurus Paspor, terlebih dahulu ia harus memiliki E-KTP. Pada saat itu, adik saya hanya punya Surat Keterangan Kependudukan (SUKET) itupu masa berlakunya telah habis. Adik saya dikejar deadline dari pihak penyelenggara beasiswa pendidikan luar negeri untuk mengumpulkan Paspor aktif dalam 5 hari kedepan. Kami sempat kebingungan, namun bingung saja tidak akan menyelesaikan apapun.
Di esok harinya, adik saya langsung berangkat ke kelurahan untuk mulai mengurus E-KTP, sesuai prosedur pengurus E-KTP harus ke kelurahan dengan membawa surat pengantar RT dan RW. Kemudian ke kantor Kecamatan untuk mengurus surat pengantar yang ditujukan kepada Kator Kependudukan dan catatan Sipil. Kira-kira pukul 9 pagi, adik saya sudah selesai pada tahap mengurus surat pengantar di kantor Kecamatan.
Karena dikejar deadline, saat itu juga adik saya langsung berangkat ke kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Singkat cerita, sekitar pukul 1 siang adik saya sudah tiba di rumah dan siap untuk berangkat ke kantor Imigrasi Malang untuk mengurus pembuatan Paspor. Pengurusan E-KTP yang dilakukan adik saya juga tanpa dipungut biaya sepeserpun, artinya tidak menggunakan jasa calo atau 'orang dalam'.
Bisa dibayangkan ya, bagaimana keseriusan pemerintah kota Pasuruan dalam memberikan pelayanan publik yang cepat dan mudah. Tak perlu menunggu seharian untuk menyelesaikan pengurusan E-KTP baru belum pernah saya temukan di kota-kota lain selain kota Pasuruan. Sempat mendapat penghargaan dari PBB dalam hal pelayanan publik terbaik merupakan bukti kongkrit keseriusan pak Setiyono dalam mengelolah Birokrasi yang baik.