Lihat ke Halaman Asli

Alfan Jamil

Nama : Alfan Jamil Ttl : Jember, 18 November 1998 Alamat : Jl. Mayjend Panjaitan no.12 Sidomukti Kraksaan Probolinggo Riwayat Pendidikan : •SMPN 1 Kalisat Jember •SMA Nurul Jadid PP. Nurul Jadid Paiton Probolinggo •S1 Ekonomi Syariah Universitas Nurul Jadid •S2 Manajemen Pendidikan Islam Universitas Nurul Jadid •Ma'had Aly Nurul Jadid jurusan Fiqh dan Ushul Fiqh

Air Mata yang Membasahi Sayyidina 'Utsman RA

Diperbarui: 26 Maret 2021   11:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar via novocom.top


Diriwayatkan dari Sayyidina 'Utsman RA, bahwasanya apabila beliau melewati kuburan maka beliau selalu berhenti dan menangis sehingga air matanya membasahi jenggot beliau. Kemudian seseorang berkata kepada beliau: "Wahai Pemimpinnya orang mukmin! Ketika ingat surga, neraka dan ketakutan yang dahsyat di hari kiamat engkau tidak menangis, tapi ketika ingat kubur engkau malah menangis", maka kemudian Sayyidina 'Utsman melafadzkan sebuah hadits yang berbunyi : "قال النبي عليه الصلاة والسلام : القبر أول منزل من منازل الآخرة وآخر منزل من منازل الدنيا فمن نجا منه فمابعده أيسر وإن لم ينج منه فما بعده أشد : ". 

Arti dari hadits yang beliau bacakan adalah "Kuburan adalah tempat tinggal (persinggahan)pertama dari sekian tempat tinggal yang ada di akhirat dan tempat tinggal terakhir dari sekian tempat tinggal yang ada di dunia, maka barangsiapa yang selamat darinya (adzab kubur) maka proses sesudah itu akan lebih mudah, sebaliknya barangsiapa yang tidak selamat darinya maka proses sesudahnya akan lebih sulit". Sayyidina 'Utsman berkata: "Jika nanti aku masuk neraka maka aku bersama manusia dan jika aku berada pada hari kiamat, aku juga bersama manusia, akan tetapi jika aku berada di alam kubur, tak seorangpun yang bersamaku, Maka karena itulah aku menangis".

Disarikan dari Kitab Durrotun Nashihin karangan Syekh 'Utsman bin Hasan bin Ahmad as-Syakir al-Khubawiyyi, disebutkan juga dalam beberapa kitab lain walaupun dengan redaksi yang sedikit berbeda seperti dalam Kitab Hayatus Shohabah karangan Syekh Muhammad Yusuf al-Kandahlawi.
#Mari saling mengingatkan
#Santri Abadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline