Lihat ke Halaman Asli

Alfan Jamil

Nama : Alfan Jamil Ttl : Jember, 18 November 1998 Alamat : Jl. Mayjend Panjaitan no.12 Sidomukti Kraksaan Probolinggo Riwayat Pendidikan : •SMPN 1 Kalisat Jember •SMA Nurul Jadid PP. Nurul Jadid Paiton Probolinggo •S1 Ekonomi Syariah Universitas Nurul Jadid •S2 Manajemen Pendidikan Islam Universitas Nurul Jadid •Ma'had Aly Nurul Jadid jurusan Fiqh dan Ushul Fiqh

Djisamsoe 234, Apa Artinya Menurut Cak Nun?

Diperbarui: 21 Maret 2021   05:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DJISAMSOE

Warga Nahdlatul Ulama (NU) memang sangar identik dengan rokok. Seperti halnya Ketua PBNU KH. Said Aqil Siradj yang tak bisa lepas dari rokok. Begitu pula dengan banyak kiai lainnya.

Tapi, tahukah anda bahwa dari puluhan jenis dan merk rokok, ada satu merk yang begitu identik dengan warga NU?
Sigaret Kretek Tangan (SKT) Dji Sam Soe, nama rokok yang identik dengan NU tersebut.

Mengapa Dji Sam Soe bisa disebut rokoknya warga NU?

Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun punya jawabannya. "Dji Sam Soe itu rokoknya warga NU," ujar Cak Nun dalam sebuah acara Maiyah.
Ceritanya, lanjut Cak Nun, ada seseorang yang menghadap ke Kiai Cholil Bangkalan, Madura. Kiai yang memberikan isyarah berdirinya NU kepada Kiai Hasyim Asy'ari itu sedang dicurhati oleh seseorang agar diberikan kelancaran rezeki.

"Kamu jualan rokok saja, tapi tembakaunya harus dari Madura," kata Kiai Cholil Bangkalan.
Akhirnya, seseorang tersebut, membuat rokok kretek dengan tembakau Madura. Memang, dalam kemasannya, Dji Sam Soe menyertakan tulisan "tembakau Madura".

Menurut Wikipedia sendiri, Dji Sam Soe pertama kali dibuat pada 1913. Ia dibuat oleh orang keturunan Tionghoa yang tinggal di Surabaya bernama Liem Seeng Tee.
Kemasan Dji Sam Soe pun, identik dengan warga NU. Di covernya terdapat gambar bintang sembilan, identik dengan lambang NU, bukan?

Ada pula gambar angka 2, 3, dan 4 yang tak lain mengisyaratkan jumlah rakaat sholat. 2 rakaat Subuh, 3 rakaat Magrib dan 4 rakaat Dzuhur, Ashar dan Isya. Lebih-lebih ditambahi tulisan "fatsal 5" dikemasannya yang bisa diartikan dengan hal yang simbolik dengan angka 5. Sholat lima waktu, rukun Islam, Pancasila dan lain sebagainya.
Begitu cerita Cak Nun tentang Dji Sam Soe. Bisa jadi cerita itu benar, bisa jadi pula hal itu hanya guyonan Cak Nun saja yang mengisyaratkan bahwa Ibadah itu penting dan utama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline