Lihat ke Halaman Asli

Alfa nawafilly

Mahasiswa tadris IPS 2 IAIN Jember

Filsafat Pendidikan Esensialisme dan Tokoh-tokoh Pemikirannya

Diperbarui: 22 Mei 2020   02:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Assalamualaikum wr.wr bagaimana keadaan temen-temen semua dalam 2 hari sebelum hari raya idul fitri yang menjalankan ibadah puasa? Apakah masih bolong-bolong puasanya? Semoga kita dilindungi oleh allah sehingga kita menjalankan ibadah puasa dengan aaa sampai tuntas amiin.

Baikalah bersama lagi dengan kajian filsafat pendidikan, kali ini kita bahas suatu sub bab atau aliran tepatnya tentang filsafat pendidikan esensialisme. Apasih filsafat pendidikan esensialisme itu? Mari kita bahas sebagai berikut:

A. Pengertian filsafat pendidikan esensialisme

Terdapat banyak beberapa cabang- cabang filsafat yang kita bahas pada sebelum-sebelumnya. Berbicara tentang esensialisme ialah merupakan suatu cabang filsafat riyang berkeinginan manusia untuk kembali ke sesuatu atau hal yang mereka lakukan pada sebelum-sebelumnya dalam artian budaya ( culture ). Esensialisme sangat menginginkan manusia kembali pada budaya lama mereka.

Anggapan tentang mengapa harus kembali pada kebudayaan lama tersebut? Mereka menganggap bahwa kebudayaan lamalah yang banyak membawa kebaikan-kebaikan padahal kalau dikaitkan dengan zaman yang modern ini hal itu tidak menentukan hal itu baik.e

B. Tokoh-tokoh pemikiran filsafat pendidikan esensialisme.

Tidak banyak tokoh-tokoh filosof dari cabang filsafat ini yang berpendapat, yang saya sendiri ketahui cuma ada 2. Mari kita sebutkan siapa tokoh fisafat pendidikan esensialisme berikut ini:

1. Georg Wilhelm Friedrich Hegel 

Tokoh yang memiliki nama yang sulit ini mengemukakan pendapatnya tentang adanya hubungan antara ilmu pengetahuan dan agama yang menjadi suatu pemahaman yang menggunakan landasan spriritual. Artinya hegel mengartikannya ilmu pengetahuan dan agama itu adanya ikatan dalam hal spiritual.

2. George santayana

George Santayana memadukan antara aliran idealisme dan aliran realisme dalam suatu sintesa dengan mengatakan bahwa nilai itu tidak dapat ditandai dengan suatu konsep tunggal, karena minat, perhatian dan pengalaman seseorang menentukan adanya kualitas tertentu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline