Nama: Alfan Alfian Rachman
Albirruni atau lebih dikenal dengan Abu Raihan Muhammad bin Al-Biruni adalah seorang matematikawan muslim yang berasal dari Persia. Beliau lahir di Khawarazmi, Turkmenistan atau juga disebut Khiva di kawasan Danau Aral di Asia Tengah. Albiruni juga merupakan murid dan teman dari seorang matematikawan islam yang bernama Abu Nasr Mansur dan filsuf dalam bidang obat-obatan yang bernama Ibnu Sina.
Albiruni adalah penemu islam yang sangat berjasa dalam bidang trigonometri hingga kemudian ia menemukan rumus sinus. Beliau kemudian menggunakan bola dan bidang sebagai alat penelitiannya tersebut yang nantinya akan berhubungan dengan astronomi dan menentukan arah kiblat.
Hasil pemikiran penemu islam ini berawal dari keinginanya dalam mengukur ketinggian dari garis bujur matahari yang berada di Kota Kath. Kemudian nantinya akan dapat menyimpulkan garis lintang bumi 4 tahun yang akan datang. Sehingga ia membuat lingkaran besar yang kira-kira berdiameter 15 cubit dan menentukan garis lintang yang ada di beberapa tempat.
Pada hal ini ukuran garis bujur dapat diketahui memiliki perhatian penting dalam metode yang beliau gunakan adalah dengan meregangkan beberapa garis edar yang cukup panjang.
Dikarenakan dalam penelitian ini beliau bertujuan ingin mengukur sudut tersebut. Dalam metodenya ini kemudian Albiruni menggunakan hukum sinus sebagai alat pengukuran. Pertama yang dilakukan adalah menentukan puncak elevasi sebuah bukit dengan menentukan basis yang ingin beliau tunjukan. Kemudian beliau mendaki bukit tersebut sambil mengukur sudut kedalaman kaki langit. Hasil tersebut memperoleh jarak lingkaran sebesar 1.22594 m. nilai jarak bumi tersebut berbeda 2% dari rata-rata jarak kurva berdasarkan referensi.
Dalam menentukan arah kiblat Albiruni menggunakan jarak radius bumi untuk menghitung jarak dan arah kiblat ke mekkah dari beberapa titik yang beliau tentukan.
Dalam menentukan kiblat orang-orang muslim ini beliau mengembangkan trigonemetri spiral yang perlu beliau hitung. Faktanya, data ini kemudian dapat diaplikasikan terhadap segitiga spiral dan sudut garis bujur pengukuran arah kiblat muslim yaitu mekkah. Garis bujur ini kemudian dapat diperoleh dengan menggunakan kordinat garis horizontal dan equator. Dari hal tersebut tinggi h dan penolakan d twrhadap pengukuran matahari. Penolakan ini salah satu dari dua dua lokasi yang menghubungkan bola dalam sistem kordinat equator.
Beberapa masalah dan solusinya yang berkaitan dengan astronomi mengikuti aplikasi dari teorema dibawah ini. Mereka menyelesaikan masalah ini dengan menggunakan dua ekor burung yang ditempatkan pada ujung kedua pohon.
Kemudian di bawahnya diberikan seekor ikan. Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa kedua burung tersebut memiliki kecepatan yang hampir sama. Namun jangkauan dalam waktu yang sama tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan lebar tertentu pada pepohonan yang berada di tepi sebrang sungai tersebut. Sehingga kedua burung tersebut membutuhkan waktu dalam menemukan posisi ikan terebut diantara kedua pohon itu.