Lihat ke Halaman Asli

Hembusan Angin Pulang

Diperbarui: 27 September 2022   00:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

langkah kaki tak pernah berhenti membawa pulang nama

dari hembus angin yang keras menghantam jiwa

ketika tinta tak bisa menutup luka

di tengah keramaian kota

air mata mengalir menyapa dari lorong-lorong kecil yang gundah

mereka bertanya. "Pujangga, mengapa kau menangis?"

aku menjawabnya. "Aku tidak apa-apa."

sepatah jalan aku menatap tak berdaya

mengusir setiap kata-kata dari pohon-pohon tua

yang menemaniku membangun kembali dunia

tanpa makna aku hanyalah kebohongan raga

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline