Lihat ke Halaman Asli

Alfan Mubarok

Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota UNIVERSITAS JEMBER

Utang Negara dalam Penanganan Wabah Virus Corona

Diperbarui: 13 Mei 2020   20:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Saat mendengar kata hutang, stigma masyarakat terhadap kata tersebut mayoritas akan menganggap sebuah hal yang negatif, buruk, dsb. Tapi, apakah hanya dampak buruk yang dihasilkan oleh hutang?. Apa lagi menegenai utang negara atau utang luar negeri?. Sebelumnya, pengertian dari hutang adalah sesuatu yang dipinjam baik berupa uang maupun benda yang wajib dikembalikan sesuai dengan persyaratan yang telah di sepakati oleh kedua pihak yaitu peminjam dan penerima hutang.

Utang luar negeri sudah bukan menjadi hal yang asing bagi Indonesia. Dalam masa perkembangan negara indonesia yang sedang gencarnya melakukan pembangunan disegala aspek bidang menuntut pemerintah untuk memenuhi semua kebutuhan pelaksanaan progam. Salah satu hal yang menjadi hambatan dalam merealisasikan pembangunan adalah pada pendanaan nya. 

Seringkali anggaran pembangunan yang sudah direncanakan tidak sesuai dengan sumber dana yang memadai sehingga dengan adanya funding gap atau selisih keuangan tersebut pelaksanaan pembangunan menjadi terhambat bahkan bisa sampai tertunda. Untuk mempercepat pembangunan atau pelaksanaan progam pemerintah diperlukan sumber pendanaan yang digunakan indonesia yaitu salah satunya adalah dari utang luar negeri.

Penggunaan utang luar negeri sebagai salah satu cara dalam mempercepat pembangunan nasional yang digunakan karena sumber pendanaan dari tabungan yang berada didalam negeri sangatlah terbatas sehingga dengan menggunakan utang luar negeri sebagai alternatif pendanaan sangat membantu untuk memecahkan masalah pembiayaan dalam negara. 

Utang luar negeri dapat difenisikan dari berbagai aspek. Jika di dasarkan dalam aspek formal utang luar negeri adalah penerimaan atau pemberian yang didapatkan dari pihak luar (negara atau bank) yang dapat digunakan untuk tujuan meningkatkan investasi guna menunjang pertumbuhan ekonomi dari suatu negara tersebut. Berdasarkan aspek materil pinjaman luar negeri merupakan masuknya arus kas dari luar negeri ke dalam negeri yang dapat digunakan untuk menambah modal  didalam negeri. Sedangkan jika berdasarkan aspek fungsinya, pinjaman luar negeri merupakan salah satu aspek yang dapat digunakan untuk sumber pembiayaan dalam hal pembangunan infrastruktur.

Pada masa pemerintahan saat ini, pembangunan masih terus di galakan dan dipercepat dalam pengerjaannya demi memaksimalkan dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Progam pembangunan pemerintah dalam upaya untuk mensejahterakan masyarakat mulai dari pembangunan jalan tol, pembangunan bandara diberbagai daerah yang memiliki lokasi strategis, pelabuhan sebagai tempat transit baik barang maupun manusia di daerah daerah berkepulauan, LRT dan MRT dan masih banyak lagi. 

Namun dibalik banyaknya progam pemerintah tersebut diperlukan pendanaan yang sangat besar pula dan sumber pendanaan nya pun cukup bervariatif, mulai dari menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional sampai menggunakan utang luar negeri.

Mungkin kita masih bingung, mengapa pemerintah negara kita Indonesia melakukan atau memerlukan utang luar negeri guna membantu melancarkan pembiayaan pembangunan yang direncanakan dan dilakukan oleh pemerintah saat ini? Bukankah dengan adanya hutang malah akan membebani negara?. 

Utang luar negeri merupakan sebuah pinjaman yang dilakukan oleh pemerintah atau badan yang peminjamannya berasal dari kreditor asing atau luar negeri. Tujuan utama dari utang negeri adalah untuk menutupi pengeluaran atau defisit APBN dari berbagai pembiayaan negara. Namun, utang luar negeri merupakan bagian dari kebijakan fiskal APBN dalam pengelolaan keuangan. Untuk itu, utang luar negeri bukanlah suatu hal yang tabu terutama bagi negara-negara berkembang saat ini. Latar belakang pemerintah melakukan pinjaman atau utang luar negeri dikarenakan penerimaan negara lebih kecil dari pada belanja negara serta terbatasnya dana APBN yang ada.

Dalam masa pandemi Covid-19  saat ini yang melanda negara indonesia, mengakibatkan dampak buruk bagi sektor perekonomian. Adanya peraturan pemerintah tentang pemberlakuannya pembatasan jarak dan kegiatan ramai mengakibatkan kan beberapa pelaku ekonomi mengalami kerugian dan berdampak pula kepada pemasukan negara. 

Dengan sedikitnya hasil pendapatan dari negara dikarenakan banyaknya pelaku ekonomi yang mengalami dampak dari virus ini pemerintah dalam menyikapi permasalahan tersebut dengan memberikan berbagai kebiajakan baik berupa kelonggaran pembayaran kredit, pemberian bantuan pembayaran listrik dan sebagainya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline