Lihat ke Halaman Asli

Sudahkah Anda Berterima-Kasih Saat Menyerahkan Zakat Fitrah?

Diperbarui: 18 Juni 2015   04:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tak terasa bulan penuh ampunan, Ramadhan, kembali berlalu. Pagi ini, kita telah memasuki bulan Syawal, merayakan hari kemenangan, Iedul Fitri. Seiring datangnya Iedul Fitri datang pula kewajiban membayar zakat fitrah bagi setiap muslim yang memenuhi syarat. Selain sebagai penyempurna iman dan islam, zakat fitrah juga menunjukkan rasa syukur kita yang menjalani ibadah puasa, atas nikmat ibadah puasa itu sendiri.


Saat ini tak sulit bagi kita untuk menunaikan kewajiban membayar zakat fitrah. Hampir semua masjid menyediakan diri menjadi panitia penerimaan zakat fitrah dan mendistribusikannya sesuai aturan. Begitu juga lembaga-lembaga amil yang siap menerima zakat fitrah sehingga kita tak perlu kesulitan mencari sendiri orang-orang yang berhak menjadi penerima zakat fitrah itu.


Sayangnya, mungkin karena pola pikir bahwa pemberi berstatus lebih dari yang diberi, seringkali kita melewatkan ucapan terima kasih bagi para pengumpul zakat fitrah itu. Tak jarang malah panitia pengumpul zakat fitrah itu yang menghaturkan berjuta-juta terima kasih atas kesediaan para pembayar zakat fitrah mengamanatkan kewajibannya lewat mereka. Dan kondisi ini sepertinya yang masih banyak terjadi di sekitar kita.

Padahal, dengan logika yang paling dasar pun, mestinya para pembayar zakat fitrah yang tertolong dengan keberadaan panitia pengumpulan zakat fitrah, bukan justru sebaliknya. Tanpa keberadaan mereka, bisa kita bayangkan kesulitan kita membagi zakat fitrah itu sendiri kepada mereka yang berhak. Terlebih lagi, pembagian zakat juga memiliki aturan-aturan yang tidak setiap orang paham. Belum lagi faktor keseimbangan distribusi menjadi lebih baik zakat fitrah itu dikelola dalam suatu kepanitiaan.


Dengan pertolongan sukarela para pengumpul zakat fitrah yang sangat memudahkan kita menunaikan kewajiban, ucapan terima kasih pun sebenarnya belum cukup untuk membayar kebaikan mereka. Padahal justru kita malah lebih sering melupakan ucapan terima kasih itu dan justru para pengumpul zakat fitrah yang mengucapkannya. Maka pola pikir kita yang harus diubah, bukan mereka yang membutuhkan kita tetapi kitalah yang sangat membutuhkan mereka saat kita menunaikan kewajiban tahunan itu.


Sebaliknya, para pengumpul zakat fitrah juga tak perlu menghamburkan terima kasih saat menerima penyerahan zakat fitrah. Cukup sampaikan doa seperti yang dituntunkan Nabi Muhammad SAW, sehingga semakin banyak pahala yang didapat karena mengikuti sunnahnya. Keberhasilan pengelolaan zakat fitrah itu rasanya bukan pada seberapa banyak beras yang dikelola tetapi lebih pada bagaimana beras itu dikumpulkan dan didistribusi benar-benar sesuai syariat agama.

Lalu, sudahkah kita berterima-kasih saat membayarkan zakat fitrah kita?


Salam


teriring ucapan taqobalallahu minna wa minkum

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline