Lihat ke Halaman Asli

Alfaijal

Mahasiswa

Bulan yang Hilang

Diperbarui: 22 Juli 2022   01:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Langit malam selalu saja mendung akhir" ini, tak ad bintang yang dipandang oleh mata,tak ad bulan yang menemani di kala gundah, mungkin ini pengaruh musim tapi hening dan sunyi masih saja sama. 

Kala itu di waktu pertemuan kamu memberikan kesan untuk selalu ku  perhatikan, keindahan mu dikala malam selalu tak bisa terlupakan, kamu hadir memberikan ketenangan dan kenangan, wajar saja akhir" ini aku merasa ad yang kurang ternyata itu hanya sebuah rasa yang merindukan keadaan yang membuat tentram. 

Jikalau aku mengingat tentang kamu, yang selalu mendengarkan dikala aku menitipkan kata-kata meski tak pernah kau beri jawaban dan menemani dikala aku butuh keraimaian tetapi engkau hanya memberi kesunyian yang sangat pantas untuk di kenang lewat cahaya mu yang memberikan perhatian untuk selalu memancarkan cahaya didalam kegelapan.

Aku sangat menghargai itu namun kemudian kamu hilang dan tergantikan oleh keadaan yang tertutupi awan, menggantikan peran mu untuk menemani dikala malam, tetapi agar kamu tidak iri karna posisi mu tergantikan  maka aku tidak akan begadang dan akan kututup mata ku dengan perlahan serta akan kujaga lisanku untuk bertutur kata  kepada awan. Akan kutunggu kamu  dimalam" dimana kamu menampakkan dirimu  untuk memuaskan mata ku dengan keindahan dan untuk mencurahkan lagi segala permasalahan serta kesenangan yang aku rasakan.
"Thanks bulan"




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline