Kasus kebocoran data pribadi kembali terjadi. Kali ini, salah satu maskapai swasta terbesar di tanah air harus menerima kenyataan pahit dimana data pribadi milik para pelanggan diketahui oleh publik.
Kebocoran data yang terjadi tidak menimpa masyarakat Indonesia secara menyeluruh lantaran insiden ini lebih merugikan negara tetangga.
Perusahaan Lion Group baru saja mengalami kebocoran data penumpang yang menimpa Malindo Air yang berbasis di Malaysia dan Thai Lion Air yang berbasis di Thailand.
Jumlah data bocor diperkirakan mencapai puluhan juta data pengguna. Lion Group mengaku sebagai korban atas insiden yang menimpa anak perusahaannya.
Selain itu, Lion Group juga menduga data pengguna yang bocor disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Informasi ini diketahui setelah sempat viral di media sosial kemarin dalam bentuk screenshot.
Mengetahui hal tersebut, Lion Group langsung menghubungi pihak pengelola bagian penyimpanan data penumpang maupun pelanggan Lion Group agar kejadian tersebut segera diatasi.
Pasca kejadian seluruh data pengguna Lion Group dipastikan telah aman dan tidak mengalami kebocoran lagi. Jumlah pasti data bocor sejauh ini masih dalam tahap investigasi.
Data masyarakat Indonesia yang bocor ke publik juga belum diketahui. Perusahaan keamanan siber, Kaspersky Lab, menyebutkan terdapat 21 juta data rincian baik penumpang Malindo Air serta Thai Lion Air bocor dan diunggah di media sosial.
Data bocor tersebut meliputi ID penumpang, ID pemesanan, email, dan nomor telepon penumpang. Selain itu, alamat penumpang hingga nomor paspor dan tanggal kadaluarsa paspor penumpang dilaporkan juga telah bocor ke publik.
Rincian data tersebut sebelumnya diunggah dan disimpan oleh Amazon Web Services (AWS) secara terbuka. AWS merupakan penyedia layanan data eksternal bagi Malindo Air.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, telah menerima laporan sekaligus buka suara mengenai insiden yang menimpa salah satu maskapai andalan tanah air ini.