Elon Musk sang 'Iron Man' tidak berhenti untuk terus melakukan berbagai langkah fantastis. Yang terbaru, Musk berhasil menggagas konsep transportasi hyperloop dimana saat ini masih dalam tahap pengembangan.
Hyperloop adalah transportasi kereta kapsul elektrik yang mampu melayang dalam sebuah tabung baja bertekanan rendah. Hyperloop diprediksi dapat melaju hingga kecepatan 965 km/jam dimana jauh lebih cepat daripada kereta yang ada saat ini.
Kecepatan tersebut diwujudkan dengan metode mengurangi tekanan udara di dalam tabung lintasan sehingga menciptakan kondisi yang mirip ketika berada di ketinggian 60 kilometer di atas permukaan laut.
Moda transportasi hyperloop yang mampu mengangkut 16 orang penumpang diklaim memiliki beberapa keunggulan. Seperti unggul dalam kecepatan, biaya rendah, kenyamanan, dan tentunya lebih aman.
Selain itu, Musk juga berencana merancang hyperloop agar tahan terhadap segala cuaca. Tantangan berupa tahan terhadap bencana gempa bumi harus diperhatikan betul mengingat keberadaan moda ini berada di bawah tanah.
Walaupun berlabel sebagai teknologi modern, biaya untuk menaiki moda transportasi tersebut rencananya tidak akan dipatok dengan harga selangit. Setiap orang kelak cukup membayar sekitar 14 ribu rupiah untuk sekali perjalanan.
Hadirnya transportasi hyperloop juga merupakan langkah hemat energi dalam mewujudkan transportasi ramah lingkungan. Hyperloop disebut lebih hemat energi daripada penerbangan jarak pendek.
Meski demikian, kehadirannya tetap belum bisa menggantikan moda pesawat terbang lintas benua. Hyperloop dapat menampung semua kalangan termasuk golongan lanjut usia.
Tidak adanya turbulensi atau perubahan kecepatan aliran udara yang menyebabkan guncangan secara selama perjalanan membuat golongan lanjut usia lebih merasa aman.
Pengusaha asal Amerika Serikat sekaligus CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, juga telah mengumumkan peluncuran perusahaan transportasi bawah tanah, The Boring Company cabang China pada akhir Agustus tahun ini.
Perusahaan The Boring Company (TBC) milik Elon Musk yang berada di Amerika Serikat sebelumnya berhasil membangun terowongan bawah tanah untuk sistem transportasi hyperloop.