Konten hoaks atau informasi bohong kerap dijumpai pada konten gambar dan video. Maka tidak heran bahwa beberapa waktu lalu pemerintah memutuskan untuk membatasi pertukaran informasi berupa konten gambar dan video di media sosial.
Beredarnya konten hoaks diawali dengan gambar maupun video murni tanpa ada perubahan sekecil apapun. Agar konten tersebut yang semula biasa-biasa saja, para penyebar hoaks kerap mengedit gambar maupun video agar terlihat menarik.
Kecanggihan teknologi di era modernisasi menimbulkan suatu fenomena dengan mengubah konten biasa menjadi luar biasa. Kini, mengedit konten digital bukanlah suatu hal sulit bagi beberapa pihak.
Akan tetapi, kemampuan dan fasilitas yang disediakan kerap dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi atau golongan dengan mengorbankan kepentingan hingga merugikan banyak pihak.
Perkembangan kecerdasan buatan semakin mempermudah dalam mengedit foto dengan tujuan tertentu. Disamping sangat membantu, penggunaan berbagai aplikasi editing justru semakin meningkatkan peredaran konten gambar hoaks.
Pemanfaatan artificial intelligent (AI) dalam mengenal foto editan disebut akan jauh lebih efektif daripada indera penglihatan manusia yang hanya mampu mengenali 59 persen. Dengan teknologi tersebut mampu mengenali hingga 99 persen.
Aplikasi Photoshop sering dimanfaatkan dalam editing gambar secara digital. Namun, Photoshop kerap disalahgunakan dengan mengedit gambar dengan tujuan menyebarkan informasi yang keliru atau konten hoaks.
Menanggapi hal itu, informasi terbaru menyebutkan bahwa aplikasi Photoshop akan dilengkapi fitur berupa mengenali hasil foto wajah yang diedit.
Adobe telah berkolaborasi dengan para peneliti di UC Berkeley dalam riset untuk mengembangkan AI atau kecerdasan buatan yang digunakan untuk mengenali wajah hasil editing dengan aplikasi Photoshop.
Kerjasama yang dilakukan Adobe sebagai respon karena maraknya pemotretan model yang terlalu berlebihan dan manipulasi foto yang semakin merugikan banyak pihak.
Fitur Face Aware Liquify di Photoshop kelak digunakan dalam mengidentifikasi foto hasil editing. Dalam riset tersebut, para peneliti menggunakan Convolutional Neural Network (CNN).