Lihat ke Halaman Asli

Naufal Alfarras

TERVERIFIKASI

leiden is lijden

Menilik Untung-Rugi Pertemuan IMF-World Bank di Bali

Diperbarui: 24 Mei 2019   17:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: kolom.tempo.co

Pertemuan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank tahun ini  dilaksanakan pada 8-14 Oktober 2018 di Nusa Dua, Bali. Singkat cerita IMF merupakan organisasi internasional yang bertujuan mempererat kerjasama antar anggota dalam moneter global. Sedangankan World Bank adalah lembaga keuangan internasional yang menyediakan pinjaman modal kepada negara anggota yang bertujuan mengurangi angka kemiskinan suatu negara.

Indonesia sejatinya telah mengajukan diri sebagai tuan rumah pertemuan IMF-World Bank sejak September 2014 diakhir kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Keinginan menjadi tuan rumah terealisasi dan Indonesia dipercaya menyelenggarakan acara tahunan IMF pada tahun ini.

Namun, ada beberapa pihak yang kurang menyetujui penyelanggaran IMF tahun ini. Salah satu alasannya karena dalam kurun waktu tiga bulan terakhir Indonesia dilanda bencana gempa bumi seperti gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat hingga gempa Palu-Donggala, Sulawesi Tengah yang berakibat tsunami.

Penanggulangan bencana alam membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk membangun kembali kedua daerah yang terkena dampak pasca bencana. Anggaran yang dikucurkan pemerintah dalam rangka menyambut pertemuan IMF-World Bank di Bali lebih dari Rp800 miliar dinilai terlalu berlebihan. Beberapa pihak lebih memilih untuk memprioritaskan membangun kembali daerah yang terkena bencana daripada pertemuan IMF-World Bank di Bali.

Padahal dana yang disediakan dalam Pertemuan IMF-World Bank dipakai untuk memperbaiki fasilitas yang ada di Bali seperti perbaikan di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali.

Pembuatan terowongan bawah tanah yang diharapkan mampu meminimalisir kemacetan sepanjang acara berlangsung dan perbaikan infrastruktur di beberapa destinasi wisata. Pembangunan fasilitas yang dilakukan bukan sekedar jangka pendek, tetapi fasilitas tersebut dapat terus digunakan oleh masyarakat dalam negeri atau turis asing yang berkunjung ke Bali.

Selain pihak yang kontra ada pula pihak yang pro penyelenggaraan pertemuan IMF-Wolrd Bank tahun 2018. Acara tahunan IMF diharapkan dapat memberi keuntungan lebih besar dengan tambahan devisa pariwisata. Kenaikan perekonomian di Bali secara langsung juga memberikan dampak meningkatnya pendapatan nasional.

Terkhusus membantu perkembangan kondisi ekonomi bagi industri dan ekspor Indonesia. Keuntungan datang dari sektor perhotelan, wisata kuliner, konstruksi, dan sektor lain-lain.

Pertemuan IMF-World Bank berfungsi sebagai wadah bagi Indonesia dalam mencari akses ke para pemain utama ekonomi global yang akan memengaruhi perdebatan isu-isu global. Pola pikir dan bagaimana cara bertindak mereka dapat menjadi sarana pembelajaran bagi Indonesia untuk menjadi lebih baik terutama di sektor keuangan dan perekonomian.

Pertemuan IMF-World Bank dapat menunjukan kepada dunia bahwa Indonesia kuat secara ekonomi dan merupakan contoh keberhasilan ekonomi di Asia Tenggara. Pertemuan juga dilakukan untuk meyakinkan para investor asing dan membangun kerjasama terutama di sektor wisata dan infrastruktur. Mengingat gempa dan tsunami yang terjadi beberapa waktu lalu, investasi terkait teknologi tanggap darurat mapun infrastruktur yang tahan gempa perlu ditingkatkan.

Dalam jangka panjang, apabila Indonesia dinilai sukses dalam menyelenggarakan pertemuan ini akan membawa angin segar bagi Indonesia. Negara ini akan dilirik dan direkomendasikan  dalam menjalankan setiap kegiatan yang mencakup global. Maka dari itu diperlukan kerjasama dari seluruh elemen masyarakat untuk mendukung kegiatan Pertemuan IMF-World Bank 2018 di Nusa Dua, Bali.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline