Lihat ke Halaman Asli

Menjerat Luka

Diperbarui: 14 Februari 2016   20:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Boleh saja kau remah aku seperti roti yang kerap kali engkau gigit lalu kau buang.
Boleh saja kau kulum aku seperti manisan, hingga hilang wujud dari rasanya

Dan tentu saja kau boleh tebas aku seperti gelagah panjang yang kau potong seenak hatimu.
Tentu saja boleh…

Tapi jangan sesekali kau hempas indah anganku..
Kau sepak kesana kemari kemanapun kau suka

Kumohon jangan kau coba culik hatiku..
kau ambil dan kau buang ke seberang sana..
Sekali ini jangan..


Kau boleh dan tentu saja selalu boleh
Menginjakku dan menendangku seolah aku adalah perca usang tak lagi guna

Kau boleh dan tentu saja selalu boleh
Menggores dan menjerat luka hingga aku lupa bagaimana sakit rasanya 

Dan tentu saja kau boleh
Mencekik sesak leherku agar aku merasakan derita dari setiap helaan

Tapi jangan..

Jangan sekali kau rebus jantungku,
memasaknya dan membagikannya kepada orang-orang

Jangan sekali kau iris hatiku,
serupa kecil seolah layak untuk dibuang ke jauh lautan

Kumohon jangan..
Karena aku adalah lelaki yang tak akrab dengan suka..

Yang bertanya dan bertanya..
Mengenai indah di balik senja..

Sekali ini jangan..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline