Lihat ke Halaman Asli

Al Fiqh

Anak Bangsa

Bersahabat: Pergelutan Antar Pikiran dan Sosial

Diperbarui: 30 Juli 2023   12:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bagaimana pembaca memaknai sahabat?

Persahabatan atau bersahabat (baca: sikap). Sebagaimana penulis dapatkan, bahwa tidak sedikit sekelompok remaja pecah hanya gegara cara bercanda yang tidak tepat. Namun apakah persahabatan itu hanya sebatas kita kenal dengan orang lain? Atau karena seringnya bertemu dan saling menyapa? Atau karena sering berkumpul bersama seperti di sekolah dan di warung kopi?

Dalam hal pertama, persahabatan merupakan indikasi dari sikap sosial masyarakat. Terutama bagi masyarakat yang rata-rata remaja. Persahabatan merupakan hal lumrah yang mudah di temui di lingkungan sekitar. Namun disisi lain, bukan berarti sebuah persahabatan dapat bertahan lama dalam sebuah perselisihan antara sudut pandang dan tindakan. Terkadang salah satu diantara kedua harus saling memahami dan terbuka dalam setiap keadaan. 

Namun kali ini kita bahas makna sahabat (baca: sikap) lebih dalam kembali. Sahabat tidak hanya selintas pemahaman persahabatan dengan teman atau siapapun. Mayoritas seseorang bagitu lemah dalam bersahabat. Mengapa demikian? Karena makna bersahabat tidak sedemikian mudah untuk dipahami dan diterima secara manusiawi ketimbang persahabatan.

Kegagalan persahabatan disebabkan minimnya pemahaman tersebut. Sehingga tidak sedikit dari sekelompok kecil masyarakat kehilangan komunikasi antar sesama. Dampaknya? (kita bahas dibawah ini)

Bersahabat!, Apakah perlu?

Seperti pernyataan diatas. Bahwa bersahabat lebih rumit dari apa yang kita ketahui. Seseorang dapat bersahabat dengan baik jika memiliki kemampuan dan pemahaman yang tinggi. Dengan menyatukan segala rasa dan realitas sosial yang terjadi dari segala hal, maka kemungkinan besar akan menimbulkan sikap bersahabat. 

Terkadang pemahaman tersebut tidak selalu menjadi poin utama seseorang dalam menyelami samudra kehidupan dan pernak-pernik masyarakat. Sikap emosional yang tinggi berpengaruh pada keterlambatan dan ketidaksampaian pemahaman tersebut. (maksudnya?)

Bersahabat dengan keadaan.

Dalam konteks sosial dan budaya, kita seolah dituntut untuk menjadi seorang yang bijaksana dalam setiap tindak-tanduknya. Meskipun pemahaman tersebut bertolak belakang dari beberapa kelompok, paling tidak mereka paham terlebih dahulu apa pentingnya bersahabat?

Seseorang yang memiliki sikap dan rasa yang rendah akan selalu memalingkan segala hal yang tidak sependapat dengan dirinya. Sehingga apa yang terjadi dengan keadaan seperti itu? Yakni hilangnya sifat dan sikap manusia sebagai makhluk sosial yang tinggi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline