Berita panas terbaru tentang aksi FPI di area Keuskupan Agung Surabaya mengundang kecaman dan kritik dari masyarakat luas. Boleh dikatakan 99% mencela perilaku FPI di sosial media, bahkan ada yang mencaci-maki FPI tanpa filter.
Secara jelas sepak terjang FPI terlihat dalam rekaman video ini.
Kronologis kejadian pun dibeberkan secara jelas di dalam artikel ini.
Sebenarnya tidak ada pemicu yang jelas sebagai alasan kuat untuk ngamuk-ngamuk, sampai menyeret panitia acara ke kantor polisi segala setelah teriak-teriak tanpa tujuan. FPI memang jagonya bikin heboh, cari sensasi.
Ada yang menarik dari kejadian ini, ternyata FPI penakut juga. Ini bukan mengada-ada coba kita amati:
1. Didalam rekaman video, kerumunan anggota FPI sibuk teriak-teriak didepan seorang wanita, anggota panitia acara. Tidak ada pembicaraan yang jelas, cuma ngamuk-ngamuk saja. Mungkin takut kalah argumen kalau bicara secara normal, senormal-normalnya manusia biasa. Kalau teriak-teriak maka tidak bisa mendengarkan, jadi tidak perlu pakai otak untuk berpikir mencerna penjelasan lawan bicara.
2. Rombongan FPI datang setelah acara bubar. Istilahnya membubarkan acara yang sudah bubar. Ini jelas anggota FPI dalam video itu takut kalah jumlah. Dilaporkan ada sekitar 200 peserta diskusi, anggota FPI kurang dari sepuluh orang. Mungkin mereka mengintai dulu diluar pagar, setelah suasana lengang dan hanya ada beberapa wanita, lalu mengacaulah mereka.
3. Jelas FPI takut bertanggungjawab, maka bawa anggota polisi seperti dilaporkan dalam berita. Setelah ngamuk-ngamuk tidak jelas, anggota FPI pun menyerahkan panitai ke polisi. Biar polisi yang tangannya kotor dan bertanggungjawab kalau sampai "salah tangkap". Jelas tidak ada pelanggaran pidana disana. Mau tangkap atas dasar apa pula ?
4. FPI takut kalau terjadi kedekatan antar umat beragama. Acara tersebut merupakan acara lintas agama, diskusi antara umat Kristen dan Islam. Tidak ada keributan dalam acara, semua berjalan aman dan damai sebelum FPI muncul. Diskusi tentunya membuka hati dan menjalin kedekatan, saling kenal, membangun dialog positif. FPI takut lahan mereka menciut. Kata tengah FPI adalah "Pembela", jadi Islam harus diposisikan selalu dizolimi, jadi mereka ada kerjaan, jadi Pembela. Kalau sampai ada perdamaian dan persahabatan antar umat maka FPI takut kehilangan "kesaktiannya".
Khusus nomor 4., jangan salah paham bukan "pembelaan" yang seperti "hero" tetapi lihat-lihat dulu lawannya siapa, kalau kalah jumlah dan wanita, baru sikat.
Jadi sebenarnya FPI itu penakut bukan ? Jadi ingat kejadian rombongan para elit FPI takut turun dari pesawat ketika ditolak di Kalimantan oleh suku dayak. Memang sikap penakut bisa diikuti sifat pengecut.