Lihat ke Halaman Asli

Pendekar Saham

Pengamat Sosial, Politik, Pendidikan, Teknologi

Membangun Workstation Graphics 3D Sendiri

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_99901" align="alignnone" width="240" caption="(http://www.images.clunk.org.uk/reviews/gigabyte/GA-X58A-UD7/IMG_2447-l.jpg)"][/caption] Note: Tulisan ini hasil dari berbagai sumber di internet yang diolah oleh penulis sesuai dengan gaya bahasa dan selera penulis. Beberapa waktu yang lalu pernah ada seorang sahabat bertanya, apakah cukup berharga jika membeli workstation graphics seharga Mercedes-Benz? Pada masa itu memang komputer-komputer grafis 3D profesional pasarnya dikuasai oleh Workstation Graphics berbasis RISC Processor yang harganya selangit, belum lagi video grafis nya mahalnya minta ampun dan hanya dikuasai oleh sedikit pemain. Namun dengan naiknya pamor Linux yang berkolaborasi dengan processor DEC-Alpha dalam proses pengerjaan film Titanic, Windows NT yang dengan cepat menjelma menjadi Windows7 Ultimate, masuknya Intel ke dalam pasar multicores yang di awali oleh kelahiran generasi Pentium Pro dan terakhir memasuki generasi Xeon dan Core i7, hal-hal tersebut bukan lagi menjadi masalah yang krusial, bahkan harga Workstation Graphics terus turun dari tahun ke tahun. Kelahiran prosesor Core i7 generasi terbaru, bukan sekedar mendobrak tradisi workstation grafis berbasis Unix-RISC tapi juga melahirkan solusi cost value opportunity baru dalam dunia animasi dan digital studio. Berikut contoh membangun Workstation Graphics 3D Professional berbasis Intel Core i7 yang memiliki kemampuan sangat tinggi, bahan-bahannya meliputi:

  1. Motherboard Gigabyte GA-X58A-UD7 yang sudah support SATA 6 Gbps dan USB 3.0 serta Intel 32nm Core i7 dengan 6 core terbaru.
  2. Prosessor Core i7 980X Extreme Edition 32nm yang sangat rendah daya dan berkinerja luar biasa, kemampuan prosessor ini sudah setara dengan Intel Xeon yang ditujukan untuk pasar Server dan Workstation High End.
  3. RAM / Memory OCZ Blade Series DDR3 PC3-16000 CL9 Edition jenis Triple Channel Kit. Memory ini mendukung overclocking hingga 2000 Mhz pada motherboard berbasis chipset X58 dan sangat rendah daya voltase, efektif jika perlu terburu-buru merender animasi secara cepat dan cukup irit listrik.
  4. HDD / Hard Disk Drive Seagate 2 TB Barracuda XT SATA 6 dengan dukungan cache 64 MB dan putaran hingga 7200 rpm, cocok untuk meladeni kebutuhan render animasi pada kecepatan transfer data hingga 140 Mbps. Sebenarnya jika memakai Storage jenis SSD SATA 6Gbps bisa lebih cepat, namun penekanan di sini selain speed juga pada cost value.
  5. Graphics Card NVIDIA Quadro FX-5800 4GB RAM sebanyak 2 unit Graphics Card yang dipasang tandem pada dua unit slot PCI Express 2.0/2.1 16x sehingga menghasilkan performa GPU yang luarbiasa. Video Grafis ini mendukung resolusi hingga 2560x1600 pada 60 Hz dan kedalaman bit warna hingga 30 bit sehingga cocok untuk meladeni kebutuhan detail animasi yang sempurna.
  6. Monitor Apple Cinema Display 30 inch 2560x1600 pixel yang mendukung konektor Display Port pada kartu grafis High End seperti NVIDIA Quadro FX-5800 di atas. Pemakaian monitor 30 inch juga akan menghasilkan pengamatan yang lebih jelas pada setiap aspek detail penggarapan film animasi ataupun video editing yang sempurna.
  7. CPU Cooler jenis Cooler Master V8 yang cukup efektif mendinginkan prosessor Core i7-980X Extreme Edition berarsitektur 32 nm, tidak perlu memakai CPU Cooler yang lebih tinggi lagi, karena arsitektur 32 nm sudah bisa menghasilkan panas yang minim dan kebutuhan daya listrik yang rendah sehingga tidak memerlukan cooler yang luar biasa asalkan hanya sesekali saja dipakai overclock saat dikejar deadline.
  8. Chassis Cooler Master ATCS 840 yang mendukung dual PSU dan tiga unit pendingin chasis sehingga cocok untuk kebutuhan komputasi multimedia grafis high end.

Biaya yang dibutuhkan memang cukup besar, namun masih jauh lebih murah ketimbang memakai server ataupun workstation grafis high end built up yang memiliki kemampuan setara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline