Lihat ke Halaman Asli

Hemat BBM (Himbauan Hemat BBM, It Never Works)

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Setiap aktivitas ekonomi manusia digerakkan oleh insentif yang diterimanya” (Alex P Chandra)

Ada satu prinsip dalam ilmu ekonomi, atau bahkan dalam memahami prilaku manusia, yaitu insentif. Insentif atau dis-insentif akan menentukan manusia menentukan pilihan.

Insentif dan dis-insentif menentukan harga dan jumlah barang di pasar.

Jika permintaan turun, adalah merupakan dis-insentif bagi produsen untuk terus menaikkan produksinya. Kecenderungannya dia akan menurunkan produksi, sehingga supply menjadi lebih sedikit, dan harga akan naik.

Demikian sebaliknya, jika permintaan naik, maka para produsen akan mendapatkan insentif jika menaikkan jumlah produksinya, menambah kapasitas dan membuka pabrik-pabrik baru. Dan pada gilirannya supply menjadi berlimpah, dan jika penambahan permintaan kalah cepat dibandingkan dengan ketersediaan supply, harga akan turun kembali.

Insentif dan dis-insentif menentukan harga dan jumlah barang di pasar.

Para petani di canggu, mendapatkan hasil yang sangat tidak memadai dari hasil sawah garapannya. Apalagi dibandingkan dengan naiknya harga tanah di sekitar sana. Akibatnya insentif yang didapat dari bersawah kalah jauh dibandingkan dengan insentif yang didapatkan jika sawahnya dijual saja, dan hasilnya di-investasikan ke tempat yang lain.

Makanya anjuran untuk tidak menjual lahan persawahan di canggu akan sangat tidak efektif, karena akan bertentangan dengan human nature.

Tanah-tanah persawahan di canggu akan terus beralih fungsinya, selama insentif menjual lebih besar dibandingkan dengan insentif tidak menjual.

Prilaku manusia selalu digerakan oleh insentif atau dis-insentif yang diterimanya.

Dalam dunia korporasi, sistem reward dan insentif merupakan management tools yang digunakan untuk menggerakan perusahaan. Jika organisasinya secara konsisten memberikan reward yang benar kepada para anggota-nya yang produktif, dan secara konsisten memberikan dis-reward kepada yang tidak produktif, maka perusahaan tersebut membangun kultur kerja yang produktif. Demikian sebaliknya yang terjadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline