Lihat ke Halaman Asli

Alex Palit

jurnalis

Buah Simalakama Prabowo Subianto Pilih Buah Karbitan

Diperbarui: 31 Juli 2023   18:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prabowo - Gibran (Foto dok. Regional Kompas)

Di sini saya tidak ingin mengomentari akrobatika politik Konferda relawan "Projo" se-Provinsi Banten di Serang (29/7) yang hasilnya mengusulkan Gibran Rakabumi Raka yang kader PDI Perjuangan, disandingkan menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto dari Partai Gerindra.

Di sini saya juga tidak ingin mengomentari, di mana walikota Solo yang usianya terhitung masih muda 35 tahun, belum cukup umur, belum genap 40 tahun, belum memenuhi persyaratan konstitusional untuk mencalonkan diri atau dicalonkan sebagai capres atau cawapres sebagaimana disyaratkan di Pilpres.  

Saya juga tidak ingin mengomentari, adakah di balik akrobalitka politik "Projo" -- Banten mengalihkan dukungan ke Prabowo Subianto dengan menyodorkan Gibran Rakabumi Raka yang berusia muda 35 tahun sebagai cawapresnya sebagai bagian grand design kepentingan politik pragmatis.

Di sini saya ingat di saat musim buah, apakah itu musim buah mangga, durian atau nangka. Saat kita membeli atau melahap buah tersebut berharap mendapatkan buah yang matang alami, matang asli dari pohon, rasanya pasti maknyus. Ketimbang buah yang matang hasil karbitan.

Beda, buah yang matang asli dari pohon dengan buah yang matang hasil cawe-cawe karbitan yang dipetik pada saat masih muda alias tidak matang di pohon. Buah karbitan biasanya punya warna yang lebih pucat, tidak seranum matang di pohon.

Termasuk dalam hal aroma dan rasa, buah hasil cawe-cawe karbitan meski kulitnya diusap dimengkilatkan tetap saja aroma tidak seharum maupun rasanya tak semaknyus buah matang asli dari pohon. Kecenderungan buah karbitan yang pematangan secara paksa tidak tahan lama lebih cepat busuk.

Setidaknya itulah ilustrasi saya menganalogiskan dari judul tulisan "Buah Simalakama Prabowo Subianto Pilih Buah Karbitan". Semoga tidak menjadikannya buat karbitan ini sebagai buah simalakama.

Di mana makna kata "simalakama" berasal dari gabungan kata "mala" dan "karma" berarti bernasib buruk yang bisa mendatangkan bahaya. Sehingga istilah "makan buah simalakama" ini sebagai kutukan, di mana siapa yang makan buah simalakama itu akan mengalami nasib buruk atau bisa mendatangkan bahaya.

Pastinya pendukung sejati Prabowo Subianto sebagai capres di Pilpres 2024 tidak menginginkan dari judul tulisan "Buah Simalakama Prabowo Subianto Pilih Buah Karbitan" itu terjadi. Semoga!  

Alex Palit, jurnalis Aliansi Pewarta Independen "Selamatkan Indonesia", penulis buku "2024 Kenapa Harus Prabowo Subianto Notonegoro"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline