Kasus yang melanda di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo - Jawa Tengah, mengingatkan kembali pada lagu berjudul "Bongkar": Kalau cinta sudah dibuang, jangan harap keadilan akan datang.
Lagu ciptaan Iwan Fals dan Sawung Jabo, di album Swami I, dirilis tahun 1990, pada rezim pemerintahan Soeharto, sarat dengan kritik sosial yang bercerita tentang terjadinya ketidakadilan, penindasan, dan kesewenang-wenangan terhadap pemaksaan kehendak yang dilakukan atas nama hegemoni kekuasaan.
Ternyata kisah lagu ini tetap mengabadi pada sebuah rezim pemerintahan yang masih diwarnai oleh terjadinya ketidakadilan, penindasan, dan kesewenang-wenangan atas nama hegemoni kekuasaan sebagai sebuah potret realitas sosial.
Di sini saya sengaja tidak ingin masuk jauh lebih dalam apa sesungguhnya realitas sosial yang terjadi pada kasus dehumanisasi di Wadas.
Seperti di judul tulisan, kasus Wadas jadi ingat lagu "Bongkar" Swami. Tinggal bagaimana kita menarik relasi, adakah dari apa yang tersurat dan tersirat dari nyanyian lagu "Bongkar" sebagai kisah realitas sosial yang kini melanda di Wadas.
Kalau cinta sudah dibuang
Jangan harap keadilan akan datang
Kesedihan hanya tontonan
Bagi mereka yang diperkuda jabatan
Oh o ya o ya bongkar...!!!
Oh o ya o ya bongkar...!!!