Dalam terminologis dunia pendidikan, kata "naik kelas" mengartikan bahwa sang murid nilai raportnya bagus tidak kebakaran sehingga layak naik kelas. Dalam kajian hermeneutika, makna kata "naik kelas" itupun multitafsir. Tidaklah salah bila kemudian makna kata "naik kelas" atas diangkatnya Abdee Slank sebagai komisaris BUMN itupun menimbulkan multitafsir, sehingga memicu reaksi pro dan kontra, juga meletupkan kontroversial.
Secara politis, Abdee Negara yang juga dikenal sebagai relawan kampanye pemenangan Jokowi di Pilpres ini memang naik kelas, naik kelas dari jabatan karirnya sebagai gitaris Slank menjadi komisaris BUMN, PT Telkom.
Adalah tidak bisa dipersalahkan manakala ada mengomentari bahwa gitaris Slank diangkat menjadi komisaris PT Telkom oleh Menteri BUMN Erick Thohir yang kala itu tak lain adalah ketua pemenangan pasangan Jokowi -- Ma'ruf di Pilpres 2019.
Adalah tidak bisa dipersalahkan bila kemudian naik kelasnya Abdee Slank sebagai komisaris PT Telkom inipun kemudian meletupkan komentar multitafsir pro maupun kontra. Termasuk ketika ada yang mengomentari bahwa diangkatnya gitaris Slank sebagai komisaris BUMN sebagai politik balas budi.
Sementara saya sendiri agak under estimate dengan penyebutkan "naik kelas"? Apakah status sosial musisi di mata Erick Thohir rendah, sehingga secara implisit kata "naik kelas" sebagai sebuah cibiran?
Walau sebagai Menteri BUMN Erick Thohir sudah menjelaskan bla bla bla alasan pengangkatan Abdee Slank, tapi semua itu tak lebih dari apologia normatif. Karena apa yang ditangkap orang adalah apa yang tersembunyi di balik apologia normatif tersebut. Di alam demokrasi, silang pendapat itu itu wajar, dan sah-sah saja, sehingga tidak perlu salah paham atau gagal paham.
Dari ragam komentar letupan komentar pro maupun kontra Atas naik kelasnya gitaris Slank diangkat sebagai komisaris PT Telkom, juga tak lepas cuitan musisi Addie MS, konduktor Twilite Orchestra.
Di sini saya sengaja tidak mengutip twit Addie MS yang cukup viral dan lumayan banyak dishare di medsos. Justru saya jadi ingat kembali pada personil STAFF Band ini.
Sebagai citizen jurnalis yang pernah bekerja sebagai wartawan musik, saya cukup mengenal kiprah musik konduktor Twilite Orchestra ini, termasuk kontribusinya dalam perkembangan musik Indonesia. Pasti pembaca juga pasti mengenal siapa dan apa Addie MS, atau malah jauh lebih mengenal secara personal ketimbang saya.
Kalau urusan naik kelas, sebagai musisi, pastinya Addie MS juga "naik kelas" berkali-kali dan bertingkat-tingkat, dari player, composer, arenjer, producer, sampai pada tingkatan tertinggi menjadi konduktor orkestra.
Untuk menjadi dirinya sebagai seorang konduktor, memimpin sebuah orkestra, seorang musisi tidak sekedar memiliki kemampuan musikalitas yang tinggi, juga harus disertai jiwa kepemimpinan.