Lihat ke Halaman Asli

Negeri Penuh Gejolak

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Memilukan, mengerikan dan mencekam hari-hari belakangan ini menyaksikan antara anak bangsa saling menyerang dan membunuh. Sudah berapa banyak harta benda yang  terbakar musnah, berapa nyawa yang melayang oleh karena hawa nafsu angkara murka pembalasan dendam dan ketidakpuasan.

Di bumi kalimantan timur, tepatnya di tarakan meledak pertikaian antara dua kubu yang berlainan suku. Hal ini sangat mirip dengan yang terjadi di Ambon dan sampit bertahun silam. Konflik massa ini sangat cepat menyebar di masyarakat bila pemerintah tidak cepat menaggulanginya.

Belum usai konflik di tarakan, kemarin muncul lagi konflik antara pemuda di Jakarta Selatan. Mereka saling menyerang dengan senjata tajam bahkan ada yang membawa pistol segala. Beberapa korban juga jatuh pada konflik ini. Mereka membawa senjata tajam dan pistol di depan aparat keamanan dan aparat keamanan tidak dapat berbuat banyak untuk mencegah konflik dari dua kelompok preman ini.

Pada hari yang sama di daerah saya juga terjadi penyerangan masa ke mapolres Lombok Barat. Masa datang  dengan truk dan melempari kantor polisi ini. Entah mereka terinspirasi dari penyerangan yang dilakukan sekelompok orang di Hamparan perak atau memang mereka meluapkan amarah mereka dan kekesalan serta ketidakpuasan mereka terhadap aparat kepolisian.

Semua yang terjadi di berbagai daerah ini, tentu semua ada penyebabnya. Saya tidak bermaksud mengadili pemerintah karena saya yakin pemerintah tidak ingin melihat semua ini terjadi. Tapi dari semua ini ada dua hal yang bisa kita lihat.

Yang pertama adalah ketidak puasan masyarakat terhadap kinerja polisi. Ada oknum - oknum polisi yang mengecewakan masyarakat dalam menangani suatu kasus atau persoalan. Akumulasi dari kekesalan ini membuat amuk masa yang tak terkendali. Kemudian ada preseden seperti yang dikatakan mantan wapres Jusuf kalla bahwa  amuk masa yang dilakukan secara masal maka aparat  akan tak berdaya menghadapinya.

Hal kedua rasa kebhinekaan di negeri ini sudah mulai pudar. Masyarakat mulai mengkristal dengan membawa etnis di dalam kehidupan sosial. Kerukunan dalam suatu etnik adalah suatu kewajaran dan bahkan sangat baik  untuk memelihara rasa persaudaraan. Akan tetapi akan lain bila kesukuan ini dipakai untuk menggelorakan permusuhan dengan suku lainnya.Proses integrasi antara suku bangsa di Indonesia mulai berkurang bahkan dalam krisis serius.

Baik konflik di tarakan, dan di jakarta bahkan dulu di sampit dan ambon semuanya bermula dari konflik antara preman. Kemudian membuat amuk masa dari kedua belah pihak yang membawa entitas kesukuannya dan kepercayaan agamanya. Kemudian dari ini dapat kita lihat bahwa kejadian ini terjadi pada saat pemerintah pada posisi yang sangat lemah. Pemerintah dengan aparatnya gagal mencegah terjadinya konflik dan cenderung melakukan pembiaran. Apakah ada pihak-pihak yang bermain didalam semua kejadian ini, semua kemungkinan itu bisa saja terjadi dan ada presedennya.

Sudah waktunya pemerintah bertindak tegas terhadap masa yang membawa senjata tajam di jalan-jalan. Aparat harus berani melumpuhkan mereka bila perlu. Kerusuhan yang dilakukan sekecil apapun harus cepat dicegah dan menahan mereka yang terlibat agar tidak cepat meluas. Tahan mereka dalam tahanan yang membuat mereka jera melakukan kerusuhan seperti yang dilakukan pemerintah myanmar terhadap para perusuh di negeri sana.

Rasa kebangsaan dan nasionalisme harus lebih ditingkatkan di negeri  ini. Saya sudah tidak melihat adan lagi P4 di sekolahdari tingkat sd hingga sma. Sistem pendidikan di Indonesia harus dikelola oleh pusat jangan diberikan ke daerah sehingga sekarang justru rasa kedaerahan yang lebih menonjol dari pada rasa ke-Indonesiaan. Kalian yang dari luar daerah silahkan menonton saja, kami yang memiliki tempat di wilayah kami sendiri. Itulah yang menjadi buah dari reformasi yang kebablasan dan suka atau tidak suka akan mengancam keutuhan di Negeri ini.

JIkalau kita menyalahkan semua ini adalah karena ketidak adilan maka kita tidak akan pernah menemukan keadilan itu selama hidup kita sebab adil buat satu pihak belum tentu adil buat pihak lainnya, apalagi dalam kemajemukan ini. Yang harus dilakukan adalah memahami bahwa keadilan itu tidak akan pernah dirasakan seutuhnya dalam hidup ini ,di dalam benak dan keinginan kita tapi berusahalah berbuat adil bagi kemanusiaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline