Lihat ke Halaman Asli

Alexander Mahadarta

Student at Duta Wacana Christian University

Flashback: Wabah DBD di Kota dan Kabupaten Tangerang

Diperbarui: 27 Mei 2020   19:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao


Alexander Mahadarta 31170093

(Tugas artikel Teknik Pengendalian Vektor oleh Drs. Djoko Rahardjo, M.Kes )

Demam Berdarah Dengue atau biasa disingkat DBD merupakan penyakit menyerang negara-negara di iklim tropis serta sub-tropis dan pertama kali ditemukan di Surabaya pada tahun 1968 dengan laporan 58 orang terinfeksi dan 24 orang di antaranya meninggal dunia (Yuningsih, 2018). 

Sejak saat itu penyakit ini menyebar luas ke seluruh Indonesia dengan jumlah kasus yang tinggi setiap tahunnya. Tingginya kasus setiap tahunya di Indonesia dapat dikaji melalui segitiga epidemiologi di mana faktor-faktor munculnya penyakit menular dipengaruhi oleh 3 hal yaitu: (1) host, (2) agent, dan (3) environment. 

Agen merupakan penyebab terjadinya penyakit menular dan dalam kasus DBD agenya adalah virus dengue. Host merupakan mahkluk hidup yang dapat terkena penyakit dan dalam kasus DBD hostnya adalah manusia. Enviroment merupakan media dan kondisi yang mempengaruhi bertemunya agent dan host. Virus dengue (agent) bisa masuk ke manusia (host) melalui perantara atau vector yang berupa nyamuk, secara spesifik nyamuk Aedes aegypti.

 Orang yang terkena gejala DBD akan memiliki gejala umum yang ditandai oleh demam tinggi secara mendadak, nyer otot, sakit kepala parah disertai sakit pada bagian belakang mata, mual dan muntah, serta kelelahan (Fadli, 2020). 

Adapun siklus penyakit DBD adalah selama 7 hari dengan tiga fase yaitu fase demam, fase kritis dan fase penyembuhan. Fase demam terjadi pada hari ke-1 hingga hari ke-3 yang ditandai dengan demam tinggi (mencapai 40oC) dan gejala gejala yang disebutkan di atas. 

Fase kritis terjadi pada hari ke-4 dan ke-5 di mana demam menurun dan suhu tubuh mendekati normal, namun ini merupakan fase paling krusial karena jika pasien tidak ditangani dengan baik maka dapat terjadi pecahnya pembuluh darah yang berakhir dengan pendarahan internal dan kematian. 

Fase penyembuhan terjadi pada hari ke-6 dan ke-7 di mana demam kembali tinggi sebagai reaksi tubuh untuk penyembuhan. Siklus 7 hari ini dapat lebih panjang ataupun lebih pendek tegantung dair kondisi pasien dan penanganan yang diterima.

Kasus DBD di Banten dapat dibilang tinggi karena di atas rata-rata nasional. Berdasarkan data Depkes RI (2009) terdapat 56,39 kasus DBD per 100.000 penduduk di Banten sedangkan rata-rata nasional berada di angka 50 kasus DBD per 100.000 penduduk. Adapun untuk rata-rata CFR nasional adalah 1% sedangkan di banten CFR sebesar 1,33%. 

Berdasarkan Jumilatun dan Aminah (2015) didapatkan bahwa data kasus DBD biasa akan tinggi pada 2 trisemester pertama dibandingkan waktu lainnya pada tahun tersebut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline