Keringat masih membasahi wajah Nelly Wandikbo ketika ia kami temui di Kampung Tumun, Distrik Yalengga, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua. Tangannya masih menggenggam pucuk daun ipere yang akan diolah menjadi sayur. Warga menyebutnya sayur bingga. Nelly baru pulang dari ladang.
Nelly adalah petani. Ia setiap pagi ke ladang mengambil sayur dan menggali ipere untuk dimakan sekeluarga.
"Setiap hari harus ke kebun untuk petik sayur, gali ipere dan ambil makanan babi. Pucuk ipere kita makan. Daun yang sudah keras buat makanan wam (babi)," ujarnya. Ipere adalah ubi jalar dari jenis Ipomoea batatas.
Tumun bisa dijangkau dengan kendaraan. Sekitar 45 menit dari Wamena, ibukota Kabupaten Jayawijaya. Kampung ini terletak di sisi jalan raya yang menghubungkan Wamena dengan Tolikara.
Nelly yang telah menjadi kader Puskesmas Yalengga sejak 2006 itu putus sekolah di kelas dua SMP Negeri 1 Wamena.
"Terus, saya kawin sudah," ujarnya tertawa.
Sebagai kader kesehatan Puskesmas Yalengga, tugas Nelly adalah mengundang ibu-ibu hamil dan yang sedang memiliki balita untuk ikut dalam acara Posyandu sebulan sekali. Ia juga mendampingi ibu hamil untuk memeriksakan kesehatan ke Puskesmas Yalengga.
Setiap kali acara Posyandu diadakan, Nelly bersama beberapa ibu dari kampung Tumun dan Biti selalu menyiapkan makanan bagi balita.
"Habis timbang balita, terus kasih makan sama mereka. Beras, telor dan minyak goreng sudah dikasih. Kita sumbang sayur seperti bayam, daun bingga, terus kita masak. Dari puskesmas kasih keluar bubur dengan susu bayi," kata Nelly.
Sebulan sebelum acara posyandu dilaksanakan, kepala puskesmas Yalengga mengirim surat pemberitahuan terkait jadwal posyandu. Surat tersebut Nelly bawa ke gereja Tugunima untuk diumumkan kepada jemaat.