Lihat ke Halaman Asli

Alex Japalatu

TERVERIFIKASI

Jurnalis

Pesta Solidaritas "Bakar Batu" di Papua

Diperbarui: 28 Oktober 2022   20:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis memegang  daging wam yang menjadi bagian utama dalam pesta "bakar batu" (Dokpri) 

"Dari Jakarta?" tanya Jack Way.

"Iya. Indonesia," jawab saya.

Jack tertawa keras. Ia menjabat tangan saya erat-erat.

Jack ASN di Sekretariat Daerah Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua. Dia asli Sorong, Papua Barat. Dia memberi tahu saya bagian-bagian acara "Bakar Batu" dan meminta untuk dipotret. 

"Kalau bisa Pak bangun jam 5 pagi saat wam (babi) disembelih. Itu seru," kata dia.

"Tapi Pak ini agamanya Kristen ato muslim ka?" tanya dia lagi.

"Kristen Katolik," jawab saya.

"Ah, aman sudah," jawab Jack lega. Soalnya pesta "Bakar Batu" identik dengan daging babi.

Tiom yang Dingin

Tetapi bangun pukul 05.00 pagi di Tiom, ibukota kabupaten Lanny Jaya pada pertengahan Desember bukan perkara gampang. Suhu bermain antara 7-10 derajat Celsius. Sepanjang tahun, pagi dan malam hari,  suhu di Tiom tidak pernah beranjak dari 20 derajat. Bagi daerah tropis, ini dingin yang keterlaluan.

Sebabnya adalah, Tiom berada di ketinggian 2.700 meter di atas permukaan laut. Bulan Agustus 2022 lalu suhu pernah hanya tiga derajat karena di Kuyawage, yang berjarak 30 km  di atas  Tiom sedang turun embun es (frost) yang merusak tanaman pangan warga. Suhu berada di bawah nol. Paceklik hebat terjadi di sana. Demikian pula yang terjadi pada September 2015.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline