"Dari Jakarta?" tanya Jack Way.
"Iya. Indonesia," jawab saya.
Jack tertawa keras. Ia menjabat tangan saya erat-erat.
Jack ASN di Sekretariat Daerah Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua. Dia asli Sorong, Papua Barat. Dia memberi tahu saya bagian-bagian acara "Bakar Batu" dan meminta untuk dipotret.
"Kalau bisa Pak bangun jam 5 pagi saat wam (babi) disembelih. Itu seru," kata dia.
"Tapi Pak ini agamanya Kristen ato muslim ka?" tanya dia lagi.
"Kristen Katolik," jawab saya.
"Ah, aman sudah," jawab Jack lega. Soalnya pesta "Bakar Batu" identik dengan daging babi.
Tiom yang Dingin
Tetapi bangun pukul 05.00 pagi di Tiom, ibukota kabupaten Lanny Jaya pada pertengahan Desember bukan perkara gampang. Suhu bermain antara 7-10 derajat Celsius. Sepanjang tahun, pagi dan malam hari, suhu di Tiom tidak pernah beranjak dari 20 derajat. Bagi daerah tropis, ini dingin yang keterlaluan.
Sebabnya adalah, Tiom berada di ketinggian 2.700 meter di atas permukaan laut. Bulan Agustus 2022 lalu suhu pernah hanya tiga derajat karena di Kuyawage, yang berjarak 30 km di atas Tiom sedang turun embun es (frost) yang merusak tanaman pangan warga. Suhu berada di bawah nol. Paceklik hebat terjadi di sana. Demikian pula yang terjadi pada September 2015.