Lihat ke Halaman Asli

Alex Japalatu

TERVERIFIKASI

Jurnalis

Menyesap Kopi, Menggali Kenangan dari Warkop Tung Tau Bangka

Diperbarui: 7 Agustus 2022   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warkop Tung Tau di kota Pangkalpinang (Sumber: Pesona-Travel) 

Kopi menyatukan rasa dan kenangan. Demikian dua hal yang bisa didapatkan dari Warung Kopi Tung Tau di Bangka. Sebab pagi-pagi sekali pada minggu terakhir Juni 2022, teman sudah mengirim pesan WA bahwa ia akan menjemput saya.

"Kita sarapan di Warkop Tung Tau," kata dia.

 Warkop Tung Tau Toniwen berada di dalam kota. Tak jauh dari RS Kalbu Intan Medika. Sebab sahabat saya ini, dokter Hendry Tjan, orang Bangka aseli. Lahir, besar dan berkarya di sini. Yang bikin RS KIM itu.

Tung Tau kata dia sudah ada bahkan sejak orang tuanya belum lahir. Sejarah warkop ini dimulai sejak tahun 1938. Didirikan oleh seorang perantauan dari China daratan, Fung Tung Tau. Warkop ini juga menjadi kenangan terhadap masa kejayaan timah di Bangka. Sebab muasal didirikannya justru karena melihat banyak orang Belanda yang suka nongkrong. 

Mencari kesenangan. Maka kesenangan adalah bisnis. Termasuk warkop ini. Yang kini menjadi salah satu tujuan wisata "wajib" bagi para pelancong yang ke Bangka.

"Kopi susu dingin," ujar dia. Artinya, kopinya minta dicampurkan susu dan es.

"Sama roti selai pisang kacang."

Saya memesan Kopi O panas dengan roti bakar telor keju.

"Di sini kopi dan roti dibikin sendiri," kata dr.Hendry.

Kopi dan roti, sajian utama di Warkop Tung Tau (Pesona-Travel) 

Kopi di Tung Tau adalah kopi robusta Lampung, kata staf di sana. Pantas rasanya pahit di lidah dan tidak asam. Sementara roti bakarnya masih dibuat sendiri. Saya sebenarnya ingin melihat sendiri proses pembuatannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline