Lihat ke Halaman Asli

Alex Japalatu

TERVERIFIKASI

Jurnalis

Carlos Ghosn: Eksekutif Hebat Jadi Buron Interpol (1)

Diperbarui: 4 Agustus 2022   05:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Carlos Ghosn (Arlene Awaad)

 Tentang Carlos Ghosn selalu menarik. Mantan 'bos besar' aliansi Renault-Nissan-Mitsubish ini pernah dielu-elukan sebagai pahlawan di Jepang. Bak selebritas. Dimintai tanda tangannya di mana-mana. Pake dibuatkan komik segala. Seperti superhero. Karena ia memang  seorang "hero". Di mata warga Jepang.

Namun tahun 2018 ia dicokok otoritas Jepang. Ditahan begitu ia turun dari jet pribadinya. Di bawa ke penjara super maximun security. Dituduh menipu jumlah gajinya untuk menghindari pajak. Juga dituduh menilep uang perusahaan untuk kepentingan pribadi. Tak disangka, di bawah pengawasan super ketat itu, ia bisa meloloskan diri ke ke Beirut Lebanon, negara nenek-moyangnya. Mantan anggota SEAL, ayah dan anak, pasukan super elit AS,  dituduh terlibat dalam drama pelarian Carlos ini. Drama perseteruannya dengan otoritas Jepang belum selesai!

***  

Akhir tahun 1999 Nissan nyaris bangkrut. Utangnya mencapai Rp 200 triliun. Masuklah Renault yang menyuntikkan dana sebesar 5,4 miliar dollar. Ditukar saham 36% dan ngotot minta opsi memilih CEO.

Renault menunjuk Carlos Ghosn, eksekutif lapis kedua di Renault yang namanya baru saja berkibar karena sukses melakukan program penghematan biaya di perusahaan tersebut.

Tentu tidak lazim perusahaan Jepang dipimpin seorang gaijin. Orang asing. Sangat tabu di sana. Maka, Nissan ngotot menolak. Sebaliknya Renault bersikeras.

Tetapi bagaimana pun perusahaan yang sedang sekarat, lemah daya tawarnya. Nissan sudah tujuh tahun berturut-turut merugi terus. Dari 43 model mobil yang dipasarkan, hanya 4 model yang laku dijual.

Renault menang. Goshn akhirnya menjadi  chairman Nissan.

Tetapi banyak pihak sangsi dengan kemampuan Renault. Sebagai dewa penolong Renault pernah  merger dengan Volvo pada tahun 1990. Tetapi mereka gagal. Apalagi saat penjajagan kerjasama dengan Nissan justru harga saham Renault jatuh. Ini menunjukkan ketidakpercayaan masyarakat kepada mereka.  

Sense of Urgency

Tetapi Goshn ini eksekutif kelas atas. Begitu masuk, ia tahu apa yang mesti dikerjakan. Intinya, ia ingin membawa perusahaan keluar dari perangkap status quo, menemukan masalah utamanya, dan menyusun strategi penyembuhan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline