Lihat ke Halaman Asli

Alex Japalatu

TERVERIFIKASI

Jurnalis

Saya Remaja, Harimu Akan Cerah

Diperbarui: 27 Juli 2022   20:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bupati Sambas, Satono (baju putih) menerima buku yang ditulis FA Teluk Keramat. Dokpri

Anak-anak muda dari Teluk Keramat di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat ini akhirnya bisa meluncurkan buku yang mereka tulis sendiri, "Saya Remaja, Harimu Akan Cerah", hari ini, Rabu (27/7/2022).  Mereka terdiri atas 15 siswa-siswi SMA/MA yang menjadi dampingan Wahana Visi Indonesia (WVI). 

Mereka dikumpulkan dalam Forum Anak (FA) Teluk Keramat, sebuah wadah partisipasi remaja di bawah 18 tahun. Melalui FA, anak-anak muda ini belajar banyak hal menyangkut pengembangan diri. Antara lain, meningkatkan kapasitas mereka di bidang "life skill", pembentukan karakter ,  pengembangan nilai, pendidikan kewarganegaraan, kepemimpinan dan keahlian berorganisasi.

Setelah dua minggu di Ngabang, di Kabupaten Landak, masih di Kalbar,  pada awal Januari 2022, dua bulan berselang saya ke Sambas untuk jangka waktu yang sama. Dua kali. Pada kesempatan kedua itulah saya diminta berbagi pengalaman tentang menulis. 

Jadilah, selama dua jam kami ngobrol. Saya menyampaikan bahan tentang "menulis itu menyenangkan". Dan minta mereka menuliskan pengalaman pribadinya, tentang apa saja. Maka lahirlah judul-judul seperti ini: Saya Remaja, Nenekku Sayang, Tak Pernah Ditinggalkan, Lulusan Pandemi, Ujian Terakhir, Berita Baik, Janji, Kekuatan Vs Kelemahan, Mimpi, Gadis Pantang Menyerah, iNsEcUrE dan Bertemu Lagi. 

Ada kisah yang kocak. Namun ada juga yang bikin saya sedih, karena si anak tak bisa melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi. Panjangnya sekitar 500 kata saja untuk setiap tulisan. Staf WVI di Sambas, Yanti Tjang dan Kori Kornelia   menjadi penanggung jawab.

Dokpri

Hari ini saya melihat Bupati Sambas, Satono semringah di tengah anak-anak muda ini. Ada pula manager WVI Area Program Sambas, Ignatius Anggoro.  

Dokumen WVI

Buku ini menjadi penanda berakhirnya karya WVI di Sambas. Mereka sudah 15 tahun di sana. Akan pindah ke wilayah lain, meskipun saya dengar masih menangani soal pendidikan.

WVI  adalah organisasi kemanusiaan Kristen yang melayani dan berkolaborasi dalam pemberdayaan anak, keluarga dan masyarakat yang paling rentan melalui pendekatan pengembangan masyarakat, advokasi dan tanggap bencana untuk membawa perubahan berkesinambungan. Mereka tidak membedakan agama, ras, suku, dan gender. 

Gampangnya, carilah di mana ada  bencana alam. Di sana pasti ada WVI. Saya suka lembaga ini karena mereka benar-benar mempertanggungjawabkan setiap sen dana yang dikelola. Auditnya berlapis-lapis. Kalau saya naik ojek dan bayar Rp 10 ribu, wajib ada kuitansinya. Tanpa itu, dianggap pengeluaran pribadi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline