Lihat ke Halaman Asli

Jokowi dan Partisipasi Politik Masyarakat Tionghoa dalam Pemilukada Jakarta 2012

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di tengah siang bolong  dengan mengejutkan pada Senin (19/3/2012) di kantor KPUD, Jalan Budi Kemulian, Jakarta Pusat, Pasangan bakal calon gubernur dan cawagub DKI Jakarta yang diusung PDIP dan Gerindra, Joko Widodo (Jokowi) - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), resmi mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta, tepat pukul 15:30 WIB. Seperti kita ketahui proses “pernikahan” pasangan ini cukup alot dan menegangkan, cukup banyak pihak yang terkejut dengan hasil kesepakatan antara Gerindra dan PDIP tersebut. Padahal banyak calon dari dalam partai PDIP yang ingin ikut dalam pertarungan Pilgub 2012

secara nyata tarik menarik kepentingan antara PDIP dan Gerindra bisa dirasakan di lapangan dalam setiap rapat rapat tim sukses. Ya memang wajar saja dalam setiap koalisi  hal tersebut biasa saja terjadi sama hal nya pada pilpres 2009 lalu dalam tim pemenangan Mega Pro (mega-prabowo)

detik-detik pencalonan Basuki ahok oleh gerinda di jelaskan di berbagai media, Bermula ketika bursa pencalonan gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta mulai menghangat, Ahok mendapat pesan singkat dari seseorang yang belum dikenalnya.

"Ahok, kamu dicari oleh Prabowo." Begitu bunyi pesan yang masuk ke BlackBerry mantan Bupati Belitung Timur tersebut. Namun, bapak tiga anak itu tak begitu menggubris pesan bersangkutan. "Saya cuekin saja, saya kira paling hanya main-main saja," ujar Ahok dalam wawancara khusus dengan di Jakarta, Selasa (20/3/2012).

Ahok kemudian mulai mempercayai pesan itu ketika kerabatnya di Bangka-Belitung mencoba menghubunginya. Ahok mendapat cerita, Prabowo sampai mengutus pengurus Partai Gerindra Bangka-Belitung untuk menghubungi dirinya.

"Mereka (pengurus Gerindra) mengaku bingung karena SMS yang dikirim enggak pernah saya jawab. Telepon juga tidak diangkat," kata Ahok. Singkat cerita Ahok diminta bertemu dengan orang kepercayaan Prabowo di Plaza Indonesia, Jakarta.

Bukannya Ahok yang menemui, melainkan ia menyuruh seorang stafnya. Utusan Ahok ditolak. "Saya hubungi, dia bilang saya ditunggu di Plaza Indonesia pukul 17.00," kenangnya.

Setelah bertemu sang utusan, Ahok diminta untuk bertemu Prabowo di lokasi yang sama pukul 21.00. Ahok hanya menanggapi ajakan itu dengan tawa. "Dia (Prabowo) kan mau mencalonkan kamu sebagai wakil gubernur," ujar Ahok menirukan ucapan orang kepercayaan Prabowo.

Ketika tiba waktu ditentukan, Ahok melihat Hasyim Djojohadikusumo (adik Prabowo) yang mengatakan dirinya ditunggu Prabowo di dalam ruangan.Ahok sempat grogi. "Eh bener nih Pak Prabowo. Dia (Prabowo) menawarkan santap malam, tapi karena saya sudah makan akhirnya hanya memesan air putih," tutur anak pasangan Indra Tjahaja Purnama (alm)-Buniarti Ningsih.

Saat itu berkumpul pula petinggi Gerindra. Ia hanya mengingat, Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta M Taufik ikut hadir. Selama dua jam Ahok berbincang dengan Prabowo mengenai Jakarta. Ia membeberkan tentang sistem tranportasi ideal bagi Jakarta.

Pengalaman selama satu tahun sebagai staf ahli membantu mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, menjadi modal. Sampai akhirnya sebuah keputusan dikeluarkan Prabowo."Saya mau Ahok. Pokoknya Jokowi-Ahok. Ini putusan kita," ujar Prabowo seperti ditirukan Ahok. Saat itu Prabowo lansung meminta M Taufik bertemu PDI Perjuangan untuk berkonsolidasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline