Lihat ke Halaman Asli

Fauzan Ady

Seorang Mahasiswa

Cerpen | "Charming Brother" (Part 1)

Diperbarui: 6 Januari 2018   02:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.pinterest.com

Berawal dari bertemunya tiga orang mahasiswa baru yang datang ke kampus IT dengan tujuan berbeda-beda. Aku,Oki dan juga David membentuk sebuah gang yang kami namakan Charming Brother. Masing-masing mempunyai karakteristik dan bakat yang berbeda. Aku si cowok pintar yang bisa melakukan segala hal dalam bidang pelajaran,musik,seni,olahraga,dan teknologi namun kelemahanku adalah kurang fokus dalam satu bidang yang seharusnya diminati dan juga kurangnya kreatifitas. 

Oki si cowok kreatif yang sangat handal dalam bidang seni segala detail yang ada dalam sebuah seni ia paham seluk beluknya dan ia sangat memperhatikan keindahan dalam seni tersebut sayangnya ia lemah dalam pelajaran apalagi teknologi bukanlah kemampuan dasar yang ia pelajari dalam sekolah. David si cowok karismatik yang bisa memainkan alat musik dengan terampilnya layaknya seorang musisi dan ia handal dalam hal fotografi namun kelemahannya hampir sama dengan si Oki yaitu dalam pelajaran tentunya. Gang ini mempunyai tujuan yaitu menjadi sebuah tim kerja dalam dunia nyata nantinya setelah mereka lulus dengan jurusan masing-masing.

Cerita ini dimulai dariku si cowok multitalent. Pagi yang cerah menyelimuti kegembiraan para siswa SMA yang telah lulus dari bangku sekolah dan mulai memasuki bangku perkuliahan, aku yang masih bimbang menentukan jalan hidupku kemana aku akan melangkah, apakah aku akan masuk universitas, ikatan dinas atau malah swasta? Aku pun mulai merundingkan hal ini dengan kedua orang tuaku terutama ibuku. "Bu menurut ibu gimana,lebih baik aku masuk ke universitas atau ikatan dinas? ujarku kepada ibu. 

"Lebih baik kamu masuk ke universitas yang dekat dengan rumah atau satu daerah dengan rumahmu saja nak," balas ibuku. "Ah kualitas universitas di daerah ini kurang bagus bu untuk masa depanku, sia-sia perjuanganku di sekolah sebelumnya kalau hanya masuk ke universitas ini," lanjutku. "Ya udah terserah kamu mau masuk dimana yang penting ibu nggak mau kamu jauh-jauh dari rumah kita," balas ibuku lagi. Dan aku pun memutuskan untuk mendaftar ke Universitas di daerah Bandung dan Solo secara diam-diam tanpa sepengetahuan ibuku. 

Disamping itu aku juga mendaftar salah satu sekolah ikatan dinas setelah tes masuk ke Universitas. Aku pun menunggu hasil dari tes Universitas dan hasilnya sangat tidak memuaskan, aku tidak lolos di universitas yang ada di Bandung akan tetapi aku lolos di universitas yang ada di Solo namun jurusannya tidak sesuai dengan harapanku karena aku hanya asal mengisi jurusan tersebut. "Ah masih ada harapan di ikatan dinas semoga saja aku lolos disana!" ujarku di dalam hati. 

Benar, aku lolos di tahap 1,2, dan 3 akan tetapi aku gagal di tahap terakhir dan hal itu sangat menyakitkan. Pupus sudah harapanku untuk melanjutkan kuliah. "Kenapa nasibku begini? Apa perjuanganku selama ini sia-sia? Padahal nilaiku sangat memuaskan tapi nasibku sangat sial!"gumam hatiku.

Suatu ketika ada sebuah harapan datang menghancurkan keputusasaanku masih ada sekolah IT berkualitas tinggi selain di Bandung dan itu adalah sekolah swasta yang berada di daerah Yogyakarta. Perjuanganku pun dimulai kembali, aku dengan mudahnya lolos masuk ke sekolah swasta ini dan disinilah aku bertemu dengan Oki dan David. Pada awalnya aku adalah seorang individualis yang hanya ingin menjalani kehidupan kuliahku sendiri sampai akhir. 

Namun tanpa disengaja ada seseorang yang mengajakku berbincang-bincang mengenai pengalaman hidupnya dan ia adalah sosok yang asik jika diajak ngobrol. Orang itu adalah Oki,si cowok kreatif. Pada awalnya ia hanya meminta bantuanku untuk mengajarinya dalam mata kuliah yang tidak ia kuasai, tapi bagiku ia memang tidak menguasai salah satupun mata kuliah di semester ini. "Ki emang lu dulunya anak apa sih? SMA / SMK kok mata kuliah kayak gini lu nggak bisa semuanya?" tanyaku kepada si Oki."Lah aku dulunya anak SMK jurusan otomotif lagi, mana gw tau pelajaran macam ini," balas si Oki. 

"Lah kok lu jurusan otomotif masuk ke Kampus IT mana nyambung ki?" lanjutku. " Gw sebenernya pengen banget bikin animasi soalnya bakat gw di seni, makanya gw masuk ke kampus ini," balas si Oki lagi. "Wah bau-baunya gw harus ngajarin dia semua mata kuliah nih!" ujarku didalam hati. Lama kelamaan kami pun menjadi akrab. Selang beberapa hari, di waktu jam istirahat aku dan Coki sedang bingung mencari tempat duduk untuk memesan makanan di kantin, semua meja penuh dengan mahasiswa namun ada salah satu meja yang hanya diduduki oleh seorang anak dan ternyata anak itu satu kelas denganku dan Oki. 

Ia dikenal sebagai seorang individualis juga karena setiap hari ia hanya duduk sendiri dan tidak mau menjalin sosialiasi dengan teman-temannya di kelas. Aku dan Oki menghampiri meja tersebut dan mengajaknya untuk makan bersama. Obrolan pun terjalin dan ternyata dia adalah seseorang yang asik diajak ngobrol, dan nyambung kalau diajak ngobrol karena bahasan obrolan itu adalah keseharian dari kita masing-masing. Anak ini bernama David,si cowok karismatik. Itulah awal pertemuan kami seorang individualis yang berkumpul menjadi satu.

Masih bercerita tentangku,si multitalent yang hobinya labil bingung menentukan hal apa yang akan menjadi fokus. Tibalah pendaftaran UKM "UNIT KEGIATAN MAHASISWA" semacam organisasi yang ada di kampus. Mulailah titik kebingunganku "Gw nyanyi bisa main alat musik bisa tapi gw nggak jago-jago amat buat masuk ke UKM musik, ah tapi gw kan bisa desain tapi gw juga nggak jago-jago amat ngedesain, apa gw masuk ke pemrograman aja ya, kan gw paham tuh materinya," pikirku sambil melamun. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline