Lihat ke Halaman Asli

Menanti Matahari pada Malam Hari

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi oleh : Alexander Ginting

Setiap malam di bukit gersang berbatubatu bukan pasrah

aku menjaring cahaya dengan garis telapak tangan menengadah

sesekali melipat jemari, mengepal desah

kosong hati

menantimu kini…

Mataku gelisah mencari-cari

Selerak pun hari

hanya tampak, langit berbintangbintang pongah mewarnai

pun tampak lampu di trotoar, ramai

untuk yang melintaslintas pada jalan tak ada menepi

bukan bagiku yang bersunyi

Pada tepian di ujung senja ini

suara pecahan air kali kutak dengar lagi

menendangnendang batu sungai, lalu pergi…

yang pernah kulihat terurai gemulai,

cahayamu..,

matahari pada malam hari

Cahayamu, matahari

bersemayam dalam wajah bundar purnama

menari berseri

pada jejakku, fana

Petikan kecapi dan seruling merdu bersyair pada cahayamu

mengalirkan anak sungai pada relungrelung hati

merayap sepoimenyelimuti gigilku

Aku rindu…

dalam sekali rindu ini !

Pekikku menggema pilu, pada sumur digali tak terbatasi

asaku berhembus menembus dindingdinding awan kelabu

pada bayangbayang langit melengkung teduh hati

ku tak lelah menunggu

sampai larut malam hari

matahariku…

2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline