Lihat ke Halaman Asli

Haus

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Detak embun menetes lembut, merebak di wajah

Puingpuingnya menyelinap bibir menguncup

Hanya setetes

Haus…

Langit masih gerah

Tanah lagi retak

“Air…! Air…!”

Bayi berteriak dalam jeram

Ibu menangis

Air susu kering

“Jangan telan air mata ibu, nak.”

2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline