Lihat ke Halaman Asli

Mental Illness: Self Diagnosis Gen Z

Diperbarui: 1 November 2023   08:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pribadi

Masalah mental kalau kita liat-liat dalam beberapa tahun belakangan ini, sedang maraknya trend tindakan 'self-diagnosis' kesehatan mental atau jiwa di kalangan remaja atau anak muda. Mereka mendiagnosa diri mereka sendiri dan mengunggahnya melalui akun media sosial mereka (pada dasarnya emang halu aja, damn).

Kalau ada orang-orang di luar sana yang tiba-tiba bilang 'wah aku kagak mood, kagak stabil mentalnya, aku hidup dalam imajinasi, aku adalah psikotik' (damn, halu berlebih). Heey~ cara mendiagnosa tidak seperti itu, mereka sadar mengenai kejiwaan itu good tapi jangan pernah mendiagnosa diri sendiri.

Itu bahaya bre, kenapa? Karena ketika kalian mendiagnosa diri sendiri, awalnya mungkin kalian bisa kagak kenapa-kenapa. Tapi kedepannya kalian bisa kenapa-kenapa, karena kalian menyakini diri sendiri itu sakit.  Mungkin awalnya kalian tidak depresi (amit-amit), terus kalian yakin bahwa diri kalian itu depresi (damn), kalian bisa jadi depresi, karena meyakini apa yang kalian Yakini.

Oke Ketika kalian sudah mengetahui kalau ada keanehan pada jiwa atau mental kalian, temukan orang-orang yang memang proper (bukan dari sepuh apa lagi google). Mendiagnosa diri mengidap bipolar itu tidak segampang, Ketika kalian refleksi 'wah kadang aktif, kadang pasif' (kayak apaan aja). Hal tersebut kalau kata dokter, naik turunnya hormon wajar, Ketika hormon stress kita tinggi, bisa bad mood, Ketika hormon setressnya turun, kita happy.

Hal tersebut wajar, kalau stagnan terus, masa idupnya kayak kata-kata chitato 'life is never flat' (mungkin flat yang lainnya ).  Jadi buat kalian yang memang mengalami masalah mental atau kejiwaan, lebih baik stop untuk mendiagnosa diri sendiri  dan stop cari obat diri sendiri.

Gejala penyakit-penyakit kejiwaan itu tidak segampang kalian baca dari google. Ada yang Namanya katatonik, jadi orang yang mengidap mental ini itu tiba-tiba kagak ngapa-ngapain (macam bengong doang), atau Ketika mereka lagi drop atau bete, diam saja sampai berhari-hari.

Satu hal, jangan kalian pikir, mereka yang mengidap bipolar itu segampang 'aku happy, besoknya bad mood'. Temen-temen anak muda, yang bisa mendiagnosa itu adalah para dokter, orang yang lagi aktif bipolarnya, itu tiba-tiba ngilang, tetiba bisa dimana, lagi happy banget, bukan sekedar ketawa "hahahihi" (kayak kalian ngerjain skripsi, damn).

Orang-orang yang mengidap kelainan pada kejiwaannya, kalau melakukan perbuatan criminal, mereka kadang-kadang tidak bisa dikenakan pasal. Karena mereka melakukan itu diluar kesadarannya dan hal tersebut ada tesnya, kagak sembarangan. Contoh, orang depresi yang dimana kalau kalian udeh nonton ini orang depresi, apakah tampilan mereka selalu sedih? Nope~

Bisa dikatakan jarang, orang depresi itu bahkan tidak mengakui dirinya depresi, rata-rata sih begitu.  Makanya orang depresi itu dapat dikatakan sulit, bahkan di edukasi sekalipun. Apalagi Ketika ada orang mengedukasi 'wah kamu kurang berdoa', kagak gitu~ (mungkin orang yang mengedukasi ini yang kurang berdoa). Mereka yang mengalami depresi itu tidak segampang bakal speak up, bahwa dia itu depresi. Rata-rata mereka tidak melakukan apa yang ia senangi lagi. Contoh? Misalkan rajin olahraganya (bukan olahraga jari ya), ditinggalin jadwal olahraganya.

Mereka lebih sering menyendiri, happy  akan kesendiriannya atau dapat dikatakan menutup diri. Depresi itu menutup, karena bagi mereka kegagalan itu karena dirinya sendiri dan musuh terbesar orang depresi itu adalah Ketika dibiarkan sendiri. Jadi kalau kalian yang punya teman yang hobinya sendirian, tetiba happy yaya happy yeye dan tetiba sendirian terus berbulan-bulan (mengurung diri, bahkan dichat kagak mau, berantakan, tidak bisa ngurus dirinya sendiri), semacam pasif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline