Gambar merupakan sebuah elemen penting dalam sebuah film. Keberadaan gambar diawali pada jaman prasejarah, dan bukti yang memperkuat hal itu adalah narasi dalam bentuk gambar yang sudah ada gua-gua manusia purba yang dipekirakan sekitar 40.000 tahun yang lalu. Gambar dapat menjadi sebuah film ketika bergerak dengan ataupun tanpa suara, maka dari itu film juga merupakan sarana komunikasi karena didalam film terdapat pesan-pesan yang akan disampaikan terhadap khalayak dengan medium yang beragam.
(Sumber : Jack Art Blog)
(Sumber : https://photo.sindonews.com/)
Gambar bergerak di Indonesia pertama kali dibawa oleh orang-orang Belanda pada masa pejajahan tahun 1900 yang awalnya dipertunjukan hanya pada orang-orang Eropa dan elit-elit pribumi atau priyayi di wilayah Hindi Belanda sebagi hiburan. Sepuluh tahun kemudian (1910) muncul bioskop oleh para pedagang Tionghoa di area Batavia. Perusahaan film pertama di Indonesia tepatya di Bandung yang didirikan pada tahun 1926 yang dimiliki oleh orang Belanda L. Hueveldop dan orang Jerman G. Kruger yang diberi nama NV Java Film Company (Wibowo, 2019). Perusahaan film ini mengeluarkan film bisu pertama mereka dengan judul Loetoeng Kasaroeng (1926). Pada tahun 1921-1971 munculah tokoh penting didunia perfilman Indonesia dan dikenal sebagai Bapak Perfileman Indonesia yaitu Usmar Ismail yang mendirikan Perusahaan Film Nasional (Perfini, 1950) dan pada tahun 1917-1970 Djamaluddin Malik atau Bapak Industri Film Indonesia dan penggagas Festival Film Indonesia yang mendirikan Perseroan Artis Indonesia (Persari, 1951).
Perkembangan teknologi tentunya mempengaruhi perkembangan film dimana awalnya film yang ada tanpa suara dan hitam putih. Film dengan suara dimulai pada tahun 1920-an dan film berwarna pada tahun 1930-an walaupun pada saat itu film hitam putih masih sangat popular (Vita, 2022). Pada tahun 1915 muncul film tiga dimensi atau 3D namun kepopuleran dari film tiga dimensi ini dimuali pada 1950-an tentu dengan segala keterbatasan dan kekurangannya yang membuat para penonton pusing dan para crew film yang kesulitan dalam Teknik gambar dan perfilmannya dengan teknologi yang ada saat itu. Pada tahun 1980 sampai 1990-an IMAX dan Disney memiliki peran besara dalam mempopulerkan film tiga dimensi yang akhirnya film tiga dimensi mulai eksis lagi di era 2000-an dengan hadirnya film Avatar (2009) lalu kemudian menurun lagi.
Perkembangan teknologi juga mempengaruhi produksi special effect dalam film. Salah satu perkembangan yang cukup signifikan adalah adanya Computer-generated imagery atau yang biasa disebut CGI dan film yang disebut pertama kali menggunakan teknologi CGI adalah film Westworld (1973) yang disutradarai oleh Michael Crichton.
Daftar Pustaka
Astuti, R.A.V. (2022). Filmologi Kajian Film. Yogyakarta: UNY Press
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI