Lihat ke Halaman Asli

alexander christian

Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Feminisme dalam Film "Captain Marvel" (2019)

Diperbarui: 6 November 2021   15:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.kompas.com

Jika berbicara tentang isu-isu yang masih marak diperbincangkan didunia, isu feminisme masih termasuk ke dalam salah satu isu yang sering diperbincangkan.

Mayoritas masyarakat sudah banyak mengetahui tentang stereotype bahwa perempuan selalu dipandang  rendah atau lemah dibandingkan dengan laki-laki.

Hal ini menjadi menciptakan adanya ketidaksetaraan gender antara laki-laki dengan perempuan. Dimana hal ini mengakibatkan adanya diskriminasi terhadap perempuan.

Feminisme

Michael Ryan dalam bukunya "An Introduction to Criticism Liteature/Film/Culture" mengatakan para sarjana feminis memiliki pendapat bahwa kehidupan perempuan telah dibatasi oleh batasan-batasan yang ditempatkan pada mereka oleh masyarakat yang didominasi laki-laki.

Selain itu dalam buku "An An Introduction to Criticism Liteature/Film/Culture" kritikus feminis dan juga sejarawan budaya menyadari atau menemukan bahwa perempuan sering digambarkan dalam stereotip yang sangat negatif atau sangat positif.

Perempuan yang sering dianggap lemah ini akhirnya diarahkan hanya untuk berkeja mengurus rumah tangga/rumah, sedangkan laki-laki yang berkeja diluar serta memiliki karir. Dari sini terlihat bahwa perempuan dipandang rendah

Feminisme dalam Film Captain Marvel (2019)

Feminisme merupakan serangkaian gerakan sosial, gerakan politik, serta ideologi tujuannya sama, yaitu untuk mencapai kesetaraan gender. Banyak cara untuk melakukan gerakan ini, seperti salah satunya dengan film.

Representasi perempuan di industri perfilman baik nasional maupun internasional, lebih sering mendapatkan stereotip yang negatif. Perempuan dianggap hanya menjual kecantikan, keseksian, dan tingkah laku yang diinginkan laki-laki saja saat tampil pada film tersebut. Yang mengakibatkan perempuan lebih sering tidak dilihat kemampuannya dalam berakting saat hadir di dunia perfilman. (Irawan, 2014, Hal.2.)

Selain itu perempuan sering  kali ditindas dalam dunia perfilman dengan memerankan citra sebagai objek seks, korban atau kaum yang lemah, bahkan sosok penggoda laki-laki.

Film Captain Marvel yang rilis pada 6 Maret 2019 ini merupakan salah satu film yang akan kita gunakan untuk membahas tentang feminisme. 

Film yang dibintangi oleh Brie Larson sebagai bintang utamanya, dengan memerankan peran sebagai Carol Danvers atau Captain Marvel. Film ini merupakah salah satu film dari Marvel Cinematic Universe (MCU) yang mengangkat perempuan sebagai pemeran utama dalam film superheronya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline