telah tertekuk tatap awan
menimang dengan selendang kelam
lupa,sepertinya masih angan
rajutmu tersentuh angin tak terpangkukan
kumelihat hitam diujung jurang
lambai tanpa bayang
sudut mata kerlipkan kalut
melengkung,tetesi rerumput
perjalanan kosong tanpa catatan
sepi menyeruak,merusak
hunusnya semakin kuat menekan
lenyap,di sudahi bayang hitam
sampai menyala jingga terkapar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H