Lihat ke Halaman Asli

Bertahan Hidup dari Serangan Monster dengan Bahasa Isyarat? Yuk! Intip Film "A Quiet Place" Tahun 2018

Diperbarui: 10 November 2021   18:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Poster film diambil dari: Pinterest by: ArtStation

Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, lewat komunikasi manusia dapat berinteraksi, bekerja sama, bahkan menjalin suatu hubungan. Komunikasi tidak hanya terjadi secara verbal, namun komunikasi juga dapat terjadi secara non-verbal  dengan bahasa isyarat. Dalam (Mangelep, 2019, h. 3) dijelaskan bahwa "bahasa non-verbal atau komunikasi non-verbal adalah kebalikan dari komunikasi verbal yaitu suatu proses dari komunikasi yang dimana penyampaian informasi atau pesannya tidak memakai kata-kata komunikasi yang disebut juga dengan bahasa isyarat. Bentuk dari komunikasi non-verbal ini memakai gerakan seperti bahasa tubuh, ekspresi wajah, kontak mata dan lain sebagainya". Sama seperti komunikasi verbal, lewat komunikasi non-verbal kita tetap bisa berinteraksi dengan orang lain secara dekat.

Berbicara mengenai komunikasi non-verbal, tahukah kamu bahwa komunikasi non-verbal tidak hanya terjadi di kehidupan nyata saja. Komunikasi dengan bahasa isyarat juga sering kali digunakan dalam film. Film pada hakikatnya adalah serangkaian gambar-gambar bergerak yang dalam tujuannya untuk menyampaikan suatu pesan atau kisah (Mangelep, 2019, h. 2). Pada pembahasan tentang komunikasi non-verbal kali ini, yuk kita simak komunikasi non-verbal yang terjadi dalam sebuah film khususnya film bergenre horor yaitu "A Quiet Place". Sebagian besar dari kalian pasti sudah tidak asing dengan film yang satu ini, film yang bergenre horor  thriller ini bercerita tentang sebuah keluarga yang tinggal di daerah perdesaan New York. Keluarga ini harus hidup dalam keheningan karena diburu sekelompok mahluk misterius. Sehingga untuk dapat bertahan hidup dari serangan mahluk misterius tersebut, mereka tidak boleh mengeluarkan suara dan jika ada yang mengeluarkan suara maka mereka akan mati.

Film ini berbeda dengan kebanyakan film bergenre horor thriller lainnya yang kebanyakkan menggunakan dialog percakapan untuk menyampaikan suatu pesan. Pada film ini, kita tidak akan menjumpai banyak dialog komunikasi verbal yang terjadi. 95% dari film ini menggunakan bahasa isyarat, bahasa tubuh, dan ekspresi wajah sehingga film ini bisa disebut sebagai film bisu. Meskipun disebut sebagai film bisu, namun di dalamnya terdapat banyak sekali adegan-adegan yang membuat kita tegang dan ketakutan saat menontonnya. Film ini juga memiliki makna yang sangat dalam terutama dalam hal kekeluargaan dan kasih sayang, karena kita harus melindungi diri bahkan mengorbankan nyawa untuk menyelamatkan setiap anggota keluarga dari serangan mahluk misterius. Berikut beberapa adegan yang menegangkan dan menyedihkan yang secara khusus menampilkan komunikasi non-verbal didalamnya :

1. Adegan kematian adik perempuan

Pada adegan pembuka ini, mereka satu keluarga berangkat pergi untuk mengumpulkan makanan disebuah mini market. Tertarik oleh sebuah mainan, sang kakak kemudian memberikan mainan tersebut kepada sang adik walau ibu mereka sudah melarangnya dengan memberikan bahasa tubuh yaitu menggelengkan kepala. Pada saat perjalanan menuju rumah, petaka terjadi, mainan yang dibawa tadi mengeluarkan suara bising, sehingga memancing kedatangan monster misterius dan pada akhirnya si bungsu meninggal. Pada adegan lain, sang ayah dan ibu juga berusaha menutupi mulut anak-anaknya yang lain dengan tangan agar tidak berteriak histeris.

2. Adegan saat ibu hendak melahirkan 

Pasca kematian adik mereka, ibunya hamil kembali. Di suatu hari saat ayah dan anak-anaknya pergi memancing ibu sendirian di rumah. Saat dalam perjalanan menuju ruang bawah tanah untuk mencuci baju, tanpa disengaja diapun menginjak paku dan menjatuhkan bingkai kaca sehingga menimbulkan suara gaduh dan memancing kedatangan mahluk misterius tersebut. Namun, untuk mengatasi bahaya tersebut sang ibu berusaha memberi tanda untuk mendapatkan bantuan. Lewat isyarat lampu yang dibuat, ia memberi tahu kepada ayah dan anak-anaknya tentang bahaya yang mengancam sambil berjuang untuk tetap diam selama kontraksi. Saat sudah pulang memancing dan melihat lampu tanda tersebut, sang ayah langsung memberi instruksi kepada anaknya untuk mengalihkan perhatian dengan menyalakan kembang api sementara ia berlari mengejar sang ibu yang sedang bersembunyi di kamar mandi dengan putra mereka yang baru lahir.

Pada akhir film "A Quiet Place" tahun 2018 ini, yang tersisa hidup tinggal ibu dan anak-anaknya dan sang ayah meninggal karena berjuang melawan mahluk misterius tersebut. Pada akhirnya saya simpulkan bahwa disepanjang film "A Quiet Place" ini tidak ada dialog suara antar pemain. Hanya beberapa scene saja yang saya ingat, yaitu saat sang ibu melahirkan,saat bertemu dengan sang ayah, serta pada saat adegan memancing di sungai, selebihnya dialog dilakukan dengan bahasa isyarat agar mereka tetap dapat bertahan hidup dari serangan mahluk misterius. Dari film ini dapat kita lihat bahwa penggunaan dan pemaknaan bahasa isyarat sangat penting agar kita memahami isi pesan yang ingin disampaikan masing-masing pemain, jika kita bersuara atau berbicara maka hal tersebut dapat memancing kemunculan mahluk misterius.

Daftar Pustaka:

Mangelep, M.R. (2019). Penggunaan Karakter Tunarungu dalam Memunculkan Kesan Horor di Film "A Quiet Place". Seminar Nasional Cendekiawan, 2(24), h. 1-11.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline