Lihat ke Halaman Asli

Alenna Layla

Mahasiswa

Kecerdasan Buatan Memberikan Dampak Positif dan Negatif bagi Manusia

Diperbarui: 29 Mei 2023   06:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) berkembang semakin cepat pada beberapa tahun sekarang ini. Dari berbagai arti Artificial Intelligence mempunyai banyak definisi yang lebih dekat dengan mesin pintar atau robot. Jika disimpulkan AI merupakan "kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah."

Menurut John McCarthy, kecerdasan buatan adalah bagaimana mengetahui dan memodelkan proses-proses berfikir manusia dan mendesain mesin agar dapat menirukan perilaku manusia.

Sedangkan menurut H.A. Simon, kecerdasan buatan merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal yang dalam pandangan manusia adalah cerdas.

Tidak dapat dipungkiri pada perkembangan teknologi sekarang ini artificial intelligence menjadi semakin luas dan sangat membantu bagi setiap kegiatan manusia mulai dari hal yang sederhana hingga yang paling rumit karena dapat meningkatkan efektivitas kerja. Sistem dengan kecerdasan buatan cenderung bekerja lebih cepat, akurat, dan minim kesalahan yang diakibatkan oleh kelelahan juga kecerobohan.

Namun AI juga membawa dampak negatif salah satunya dapat membuat hilangnya pekerjaan karena diganti dengan teknologi AI ke depannya, dapat membuat sebuah pembohongan, dan sebagainya.

Baru-baru ini para pakar teknologi mulai memperdebatkan perkembangan Artificial Intelligence yang berjalan sangat cepat. Salah satu nya adalah Elon Musk yang mengungkapkan bahwa kita harus memberi regulasi atau peraturan untuk perkembangan artificial intelligence ke depan karena bisa menjadi akhir dari peradaban manusia.

Pendapat lain diutarakan oleh pemimpin Rusia Vladimir Putin, bahwa AI merupakan masa depan, bukan cuma untuk Rusia namun juga umat manusia dan merupakan sebuah peluang yang sulit di prediksi dan siapa menguasai AI akan menjadi pemimpin dunia.

Disini kita sebagai umat Islam tidak akan memungkiri kemajuan teknologi yang begitu pesat selama mempunyai manfaat yang besar tetapi jika menimbulkan kerugian bagi manusia sebaiknya dipikirkan lagi untuk menggunakannya. Selain itu kita sebagai manusia harus mengetahui batasan bahwa kita mempunyai sang pencipta dan kiranya kita sebagai pengguna akal dan kecerdasan tidak menjadi takabur dan lupa akan kebesaran Allah SWT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline