Lihat ke Halaman Asli

Burung dan Batu

Diperbarui: 12 Mei 2016   22:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru saja saya tiba di kediaman saya di Bandung beberapa hari silam, melepas lelah setelah menimba ilmu di civitas akademika, dan melepas sepatu serta menyimpan tas. TV pun dinyalakan, dan sebuah tayangan stasiun swasta pun terdengar.  Terdengar kicauan seorang petinggi KPK dengan nama Saut yang menyebutkan tentang tingginya tingkat korupsi pejabat serta menyebut salah satu organisasi dari mana para pejabat tersebut berasal, yaitu HMI. Saya pun terkaget mendengar hal ini, karena hal yang baru saja ia kicaukan bak menggunakan social media Twitter  tersebut memiliki 2 makna.

Yang pertama, penegasan ulang bahwa agama, sekali lagi agama, bukanlah jaminan bahwa orang tersebut akan berlaku baik sesuai apa yang diajarkan. Dan yang kedua, kicauannya ini akan membuat telinga banyak orang panas serta gusar. Mengapa tidak, tentu tidak sedikit kaum terpelajar di Indonesia merupakan anggota dari Himpunan ini. Namun tetap saja firasat saya benar, sesuatu akan terjadi.

Dan benar, beberapa hari kemudian, terjadilah hal tersebut. Gedung KPK didatangi banyak mahasiswa maupun alumni dari HMI membawa bunga dan sapu. Tidak terima dengan tidak adanya respon dari sang petinggi, para demonstran pun mulai kehabisan kesabaran dan bertindak layaknya seorang anomie, tanpa aturan sama sekali. Melukai polisi, membakar ban, belum lagi perusakan gedung KPK. Lucunya lagi, belum ada seminggu sejak berita tersebut muncul, sudah muncul berita ulang tentang bagaimana sang ketua umum PB HMI meminta publik agar memaklumi aksi vandalisme yang dilakukan oleh para anggotanya dengan dalih amarah karena suaranya tak didengar.

Menurut saya, ini merupakan sebuah ironi, ketika sebuah tindakan perusakan dilakukan oleh mahasiswa karena dasar amarah, belum lagi tindakan tersebut seolah dijustifikasi oleh sang ketua lewat pernyataannya yang meminta publik memaklumi. Mahasiswa memang harus menjadi tonggak terdepan dalam suatu perubahan, namun sebagai mahasiswa, tentulah telah belajar tentang bagaimana harusnya bertingkah, belum lagi dari tindakannya, gedung KPK rusak cukup berat, belum lagi para polisi yang menjadi korban.

Ada baiknya kedua belah pihak saling berbenah diri. Bagi Pak Saut sendiri, beliau haruslah berkomitmen untuk berhati-hati dalam mengeluarkan perkataaan, apalagi mengingat fakta bahwa beliau adalah seorang pejabat, yang harusnya menjadi pelayan rakyat. Bagi HMI sendiri, tindakan bak orang zaman purba pun tidak dibenarkan dari sisi manapun kecuali ilmu KEEGOISAN. Justru sebaliknya, momen ini haruslah dijadikan HMI untuk berbenah dan introspeksi diri, agar kelak tidak ada lagi alumninya yang harus berurusan dengan hukum.

Dan lagi, para agan HMI..bukankah SS sendiri sudah meminta maaf??..

Kalau-kalau kalian lupa.

- When we becomes me, what will you do?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline