Media sosial telah menjadi bagian besar dari kehidupan kebanyakan masyarakat di zaman sekarang. Dilansir dari Kompas.com rata - rata warga Indonesia menghabiskan 3 jam 18 menit tiap harinya di media sosial. Dengan banyaknya waktu yang dihabiskan bermain media sosial, tentunya hal ini akan menimbulkan dampak terhadap pengguna.
Seiring berkembangnya zaman, fungsi dari media sosial semakin terlihat. Salah satu contohnya adalah sebagai wadah untuk menyebarkan berita. Walau hal ini dianggap efisien dan menguntungkan bagi masyarakat karena akses berita yang mudah, paparan berlebihan terhadap berita dapat memicu kecemasan atau rasa takut. Informasi hoaks yang tidak jarang kita temui di media sosial, menimbulkan kebingungan dan rasa tidak percaya. Contohnya adalah berita tentang krisis global yang dapat memicu rasa takutan berlebihan, kemudian mempengaruhi stabilitas emosional.
Bahkan, beberapa orang sudah berada di titik kecanduan dalam bermedia sosial. Kecanduan ini pastinya akan berdampak buruk. Dengan selalu menggulir media sosial, pengguna akan selalu merasa ingin mengikuti tren-tren terkini. Kondisi mental tentunya akan terganggu karena perasaan takut ketinggalan yang kemudian berkontribusi pada stress. Selain itu, masih banyak dampak negatif dari media sosial, salah satunya adalah cyberbullying.
Cyberbullying merupakan masalah besar yang sering kita temui yang dampaknya dapat berakhir fatal. Saat kita mengunggah foto di media sosial, kita tidak akan pernah bisa mengontrol siapa yang berinteraksi dengan unggahan kita. Sudah pastinya tiap individu mempunyai pendapat yang berbeda, karena ini cyberbullying menjadi rawan. Pertikaian berupa bullying yang terjadi akan berdampak buruk pada kesehatan mental karena korban akan merasa tersuduti dan dapat menyebabkan depresi. Cyberbullying juga dapat mengancam privasi korban. Ketika kebencian yang dirasa sebuah pihak begitu hebatnya, penyalahgunaan data pribadi korban akan menajdi target pelaku. Selain itu, perilaku toxic yang timbul karena media sosial adalah perbandingan sosial. Melihat unggahan orang lain yang tampang kehidupannya "sempurna" dapat memicu rasa rendah diri atau kecemburuan.
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa media sosial juga memiliki sisi positif. Contohnya adalah koneksi sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya relasi merupakan hal yang penting. Media sosial dapat mempermudah kita untuk membangun relasi. Dengan mempertunjukan minat kita di media sosial, kita dapat membangun hubungan dengan individu lain yang memiliki minat yang sama. Tidak hanya itu, kita juga dapat berhubung dengan keluarga dan komunitas lainnya secara jarak jauh dengan konsisten melalui media sosial. Hal ini sangat memenuhi kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk sosial.
Jika media sosial dikelola dengan hati - hati, dampak positif lain yang dapat diperoleh adalah dukungan emosional. Platform disediakan sebagai ruangan untuk berbagi pengalaman. Apabila audiens yang dicapai merupakan kelompok dengan pengalaman serupa, pengunggah akan mendapatkan dukungan emosional. Hal tersebut dapat menciptakan lingkungan yang sehat dan tentram yang kemudian dapat membantu pengunggah untuk mengatasi masalah yang sedang ia alami.
Efek dari media sosial sangat bergantung pada penggunanya. Pastikan saat menggunakan media sosial, ketahui batasan yang seharusnya tidak dilewati. Cara itu dapat membantu memaksimalkan manfaat media sosial sekaligus meminimalisir dampak negatifnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H