Lihat ke Halaman Asli

Memberi Sebagian Penghasilan Kita Untuk Orang Tua

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ini tulisan saya yang pertama mohon maaf kalo masih ada kata2 atau ga enak untuk dibaca nama nya juga belajar menulis, mohon bimbingan nya ya teman-teman.

Entah kenapa tiba-tiba saya menulis hal ini,  hanya ingin memberikan pengalaman hidup yang mungkin berguna untuk teman-teman kompasiana

Singkat cerita setelah selesai kuliah saya diterima bekerja di sebuah perusahaan dan Penghasilan yang saya terima 80% saya berikan kepada ibu saya, sebenar nya saya ga IKHLAS untuk memberikannya karena tau sendiri donk jiwa masih muda ingin nya membeli baju baru, HP Baru, Celana Baru, Sepatu Baru, Jam Tangan, dll.

Tapi entah kenapa saya tetap memberikan sebagian besar gaji saya untuk ibu, selain ibu saya adalah seorang  Single Parents yang merawat ketiga anak nya dari kecil banget kira-kira umur 5 Tahun Allah memangil Ayahanda, tapi ibu masih bisa bertahan dengan warung kelontongan peninggalan Ayah dan bisa di itung-itung sebagai warisan. He he he he

Kita kembali ke cerita masalah gaji, saya tidak tega kalau tidak memberikan sebagian BESAR gaji saya kepada ibu karena ibu memberanikan diri meminjam uang ke Bank hanya untuk menyekolahkan anak nya ke perguruan tinggi (walau hanya jenjang D3) karena menurut beliau ilmu adalah hal yang paling penting dalam hidup di dunia ini (Prinsip yang menurut saya sangat luar biasa) dengan alasan inilah kenapa saya memberikan sebagian besar gaji saya untuk ibu.

Ternyata saya tidak kerasan kerja di perusahaan pertama  (4 bulan saya bekerja), kemudian ibu bilang begini "nanti kalau kamu keluar kerjanya, siapa yang bantu bayar hutang ke Bank" dengan perkataan seperti itu maka saya menahan diri untuk tidak keluar dari pekerjaan ini, tapi 2 bulan kemudian perasaan ingin hengkang dari perusahaan itu semakin besar maka dengan berkata "mah aku mau keluar udah ga betah, pokok nya udah ga betah !! dan pokoknya keluar" dan dengan berkata seperti itu ibu saya aga kecewa tapi aku bilang ke ibu ku seperti ini "mah aku mau cari pekerjaan baru dengan niat akan membantu mamah melunasi hutang Bank.

Seminggu telah berlalu saya sudah memasukan lamaran dan belum ada pangilan kerja satu pun, dan di hari ke 8 akhirnya saya mendapatkan pekerjaan di Proyek  dengan gaji yang lebih besar dari kerjaan pertama (mungkin Allah mendengar doa saya dengan niat ingin membantu) begitu juga dengan gaji di proyek sebagian besar saya berikan ke Ibu walau dengan perasaan aga ga ikhlas lagi, tapi tetap saya berikan. Setelah berjalan 2 bulan proyek terhenti dan saya menjadi jobseeker again. Padahak ketika di bekerja di Proyek banyak sekali uang yg datang karena saya kerja di bagian Logistik (pembelian barang) bisa kebayang donk dari penjual saya dapet persenan dan terkadang jumlah nya bisa lebih besar dari gaji, tapi saya tidak suka ketika bekerja di proyek ini karena disini "sangat kotor" orang bilang : Goblog aja lu kalo ga Korupsi Nota apalagi bagian Logistik.

Setelah proyek tidak berjalan saya melamar kerja lagi dan diterima di perusahaan ternama di ibu kota dan ini dengan niat yang sama pula yaitu "Ingin membantu melunasi hutang Bank" dan saya juga merasa aneh kenapa bisa saya bekerja di tempat ini yang menurut saya sangat ISTIMEWA karena di kantor terdahulu sangat berbeda jauh, dan dengan gaji yg cukup lumayan dan tetap saya mengirim kan uang ke Ibu dengan masih ada sisa untuk beli ini dan itu berbeda ketika di perusahaan pertama yang sebagian besar gaji saya berikan untuk ibu, karena di sini saya perlu makan dan ngekost jadi saya prioritaskan untuk hidup.

Mungkin cerita ini biasa saja, tapi jika di bandingkan dengan kaka saya yg ke 2 (saya anak bungsu dari 3 bersaudara) kaka saya yang pertama adalah perempuan dia juga menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu ibu tetapi yang kedua dia tidak membantu sama sekali padahal dia juga bekerja (ada saja alasan agar tidak meberi) uang kurang lah, gaji kecil lah dan bla bla bal. .. . .

entah kenapa (kaka ke dua) ini juga tidak betah di perusahan nya dan setelah keluar dari pekerjaan nya dia sangat sulit mendapatkan pekerjaan dan walaupun dapet, juga pekerjaan yang tidak sesuai dengan bidang dan keinginan nya.

Intisari dari cerita ini adalah Mencari pekerjaan dengan niat untuk membantu orang tua dan bernazar sebagian gaji kita akan kita sisih kan untuk orang tua maka kita dengan insya allah kita bisa sangat mudah mendapatkan pekerjaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline