Beberapa waktu lalu masyarakat dihebohkan dengan dinobatkannya Jakarta sebagai kota dengan udara terburuk di dunia. Beragam respon pun bermunculan. Banyak dari masyarakat yang kemudian mengeluhkan hingga mengeluarkan gugatan kepada pemerintah untuk bertanggung jawab atas buruknya kondisi udara di kota ini. Selain polusi udara, persoalan mengenai sampah juga menjadi isu yang cukup ramai dibicarakan.
Namun sampai kapan kita hanya ingin sekedar menggugat pemerintah? Bahwa sejatinya perubahan itu selalu bisa dimulai dari gerakan - gerakan kecil yang dilakukan masyarakat. Kesadaran untuk sama - sama mengurangi polusi dan membenahi soal sampah harus dilakukan dari individu. Namun peran pemerintah memang jelas harus banyak berdampak dan nyata dalam menjadikan kehidupan masyarakat yang lebih hijau.
Contohnya bisa lewat kesadaran yang tercermin melalui gaya hidup sadar lingkungan seperti momentum Car Free Day. Alangkah baiknya jika momentum ini bisa lebih dirutinkan tidak sebatas hanya pada hari Minggu saja tapi bisa misalnya setiap hari Senin pada minggu pertama dan ketiga setiap bulan misalnya. Rasanya pemerintah memang harus lebih banyak memaksa masyarakat dengan regulasi - regulasi yang membentuk gaya hidup sadar lingkungan.
Peraturan terkait sampah juga belum disosialisasikan dan ditegakkan secara optimal. Buktinya, kesadaran memilah sampah di berbagai lingkungan di Jakarta belum berjalan seperti yang diharapkan, Padahal sekolah bisa menjadi tempat strategis untuk memberikan pengajaran pemilahan sampah serta pengelolaan termasuk daur ulang.
Instansi - instansi di lingkungan pemprov juga dapat menjadi lingkaran strategis untuk memulai segala kebijakan pro lingkungan. Pemerintah harus jeli memanfaatkan sumber daya yang ada dalam mendukung proses penghijauan Jakarta secara fisik dan budaya hidup masyarakatnya.
Gerakan - gerakan tanpa plastik juga harus dimaksimalkan dengan juga bekerja sama dengan berbagai tenant yang ada misalnya dengan memberikan promo khusus bagi masyarakat yang membawa tumblrnya sendiri, pelarangan kantung plastik di supermarket, dan juga penggunaan sedotan stainless steel untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap plastik.
Revitalisasi kondisi kendaraan umum dan pembuatan kebijakan terkait minimalisasi kendaraan pribadi mengingat asap kendaraan bermotor memilliki porsi yang besar dalam menyebabkan buruknya udara di Jakarta. Keberadaan aturan ganjil - genap belum mampu mengurai kemacetan maupun penggunaan kendaraan pribadi.
Pemerintah harus lebih berinovasi dalam bertindak. Masyarakat pun juga harus mau banyak berbuat. Dibutuhkan kolaborasi yang baik antara pemerintah, swasta dan masyarakat dalam mewujudkan Jakarta yang hijau kembali. Dimulai dari kita, dimulai dari dalam keluarga, marilah bersama - sama hijaukan Jakarta!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H