Pancasila merupakan sebuah falsafah yang sakral dan merupakan cita-cita serta pandangan hidup yang ingin dicapai oleh bangsa dan menjadi pedoman bagi negara untuk menentukan kebijakan terhadap rakyatnya. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat diwajibkan terutama di negara Indonesia. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang memiliki konsep, isi, dengan tujuan untuk mencerdaskan manusia. Sebagai upaya membentuk karakter bangsa, tentunya tidak terlepas dari pendidikan karena pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan potensi dan kreativitas diri, yaitu spiritual kebudayaan nasional Indonesia. Dalam dunia modern ini pendidikan sudah dikombinasikan dengan Pancasila, tujuannya untuk membentuk sebuah pendidikan yang berbasis kenegaraan, nasionalisme, dan moralitas. Jadi, pendidikan Pancasila adalah sebuah wadah yang dibuat untuk membuat manusia atau warga negara yang baik.
Salah satu ciri utama pendidikan karakter bangsa yang berlandaskan Pancasila adalah pendidikan yang berbasis karakter dan moral yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pendidikan Pancasila di sini akan mengajarkan bagaimana seseorang menjadi warga negara yang lebih bertanggung jawab dan bermoral. Pendidikan Pancasila mampu mencerdaskan kehidupan bangsa dan menumbuhkan jati diri serta moral bangsa. Namun, saat ini manusia kerap mengecilkan upaya-upaya untuk memperkuat karakter bangsa, seakan karakter bangsa adalah sesuatu yang jauh dari dunia nyata dan hanya jargon semata. Padahal, karakter bangsa yang kuat adalah kunci dari eksistensi bangsa Indonesia di mata dunia seperti yang di cita-citakan para pendiri bangsa. Karakter kebangsaan yang dimaksud di sini adalah nilai-nilai kemasyarakatan yang sesuai dengan falsafah Pancasila yang selama ini membentengi bangsa Indonesia dari berbagai situasi dan kondisi yang bisa mengguncang keutuhan bangsa dan negara Indonesia.
Kemerosotan akhlak anak bangsa sekarang ini mengakibatkan timbulnya permasalahan termasuk karakter anak bangsa yang kian tak terkendali. Runtuhnya rasa persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia ditunjukkan dengan masih banyaknya pertentangan antar agama, suku, elite politik, dan golongan ekonomi. Oleh karena itu, karakter bangsa sebagai perwujudan nilai-nilai Pancasila yang meneladani sifat-sifat Tuhan, cinta akan keadilan, egaliter dan menghargai hak asasi manusia membentengi masyarakat dalam menghadapi gemuruh demokrasi dan dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara.
Mengapa harus Pancasila yang digunakan untuk membangun sebuah karakter bangsa? Yaitu karena pendidikan lah semua peradaban manusia modern berawal. Sejak masih kecil, seseorang pastinya sudah mulai ditanamkan karakter dengan cara memberikan pendidikan Pancasila secara sederhana oleh orang tuanya. Peran orang tua dalam hal ini sangat dibutuhkan karena suatu pendidikan karakter yang sempurna tidak akan berhasil secara maksimal apabila hanya diterapkan di lingkungan akademis saja. Pendidikan Pancasila di sini dijadikan sebagai salah satu jalan dalam permasalahan pembangunan karakter karena nilai-nilai yang terkandung adalah nilai-nilai luhur. Kelima sila yang terkandung dalam Pancasila merupakan hal yang sangat penting untuk membangun karakter bangsa Indonesia.
Pembentukan karakter bangsa melalui pendidikan Pancasila menjadi suatu keharusan karena dapat membentuk generasi muda yang cerdas serta mempunyai budi pekerti yang luhur, sehingga keberadaannya dalam kehidupan bermasyarakat menjadi bermakna dan mempunyai karakter. Pendidikan merupakan usaha mengembangkan potensi dan kreativitas dirinya, yaitu nilai spiritual kebudayaan nasional Indonesia. Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menghasilkan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan sikap dan perilaku.
Lantas apa pengaruh pendidikan Pancasila terhadap sikap dan perilaku kita?
Pertama, memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggung jawab sesuai dengan hati nuraninya.
Kedua, memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara pemecahannya.
Ketiga, mengenali perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Keempat, memiliki kemampuan untuk memaknai sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia.