Perusahaan ritel di Indonesia harus gulung tikar akibat pandemi. Setidaknya sudah 1.300 toko ritel tutup saat pandemi.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mande menyebut, dari bulan April hingga Juli 2021 ada 2.040 toko ritel yang sudah tutup akibat pandemi Covid-19.
"Kami mencatat sepanjang dari bulan April sampai bulan Juli ini ada 2.040 anggota ritel modern Aprindo sudah menutup gerainya, artinya ada sekitar 4 toko setiap hari yang tutup," katanya.
Roy mengatakan, angka itu belum termasuk toko-toko kelontong di luar anggota Aprindo. Belum lagi toko ritel makanan dan minuman di pinggir jalan ramai lainnya.
"Dan di dalam di kondisi kalau kita kombinasikan totalnya sekitar 2.040, ini belum termasuk toko-toko kelontong yang di ruko, yang memang bukan anggota kami, kemudian toko P&D dan lain sebagainya," ucapnya.
Terbaru, seluruh gerai Giant di Indonesia resmi tidak lagi beroperasi di Indonesia mulai 1 Agustus 2021.
Hal itu merupakan keputusan PT Hero Supermarket Tbk selaku pengelola, yang memutuskan untuk menutup seluruh gerai Giant di Indonesia per akhir Juli 2021.
Dalam pengumumannya pada saat itu disebutkan, penutupan Giant merupakan bagian dari langkah Hero yang akan lebih fokus pada pengembangan gerai merek lainnya, yaitu IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket.
"Gerai Giant lainnya akan dengan berat hati ditutup pada akhir Juli 2021," kata Direktur Hero Supermarket, Patrik Lindvall.
Penutupan Giant juga merupakan bentuk adaptasi Hero Group terhadap dinamika pasar dan tren pelanggan yang terus berubah.
Rugi milyaran